Pintasan.co, Jakarta – Cendikia Muda nusantara menggelar Diskusi Publik dengan mengusung tema “Persimpangan Jalan Kelembagaan Danantara” di Waroeng Sadjoe cafe & Resto, Tebet, Rabu, (19/3/2025).
Dengan menghadirkan para narasumber yakni ada Arief Rosyid Hasan Mantan Komisaris BSI/Tokoh Muda Nasional, Muhammad Saleh Peneliti Celios, Hery firmansyah pakar hukum dan Ahmad Irawan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar.
Salah satu narasumber Muhammad Saleh Peneliti Celios mengatakan bahwa market Danantara perlu diperhatikan.
“Market ekonomi turun setelah diluncurkan Danantara, persepsi market perlu diperhatikan jika ingin dijadikan sebagai investasi peningkatan ekonomi. Hadirnya Danantara harus fokus pada hal karya, dan fokus yang berbeda”ujar Muhammad Saleh Peneliti Celios.
Tidak hanya itu, dia pun sempat menyinggung terkait dengan pejabat yang ada dalam struktur Danantara.
“Pejabat danantara bukan pejabat negara sehingga tidak bisa dimintakan LKHPN, sehingga menjadi catatan penting terutama dalam hal market.” imbuh Saleh.
Sedangkan Arief Rosyd Hasan selaku mantan Komisaris BSI atau Tokoh Muda Nasional mengatakan bahwa sebagai anak muda tidak boleh hilang rasa optimisnya.
“Danantara ini penting dan perlu ada, sebagai anak muda tidak boleh hilang ke optimisan kita.” ujarnya.
Berbeda dengan Ahmad Irawan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar menyampaikan bahwa jangan memandang Danantara seperti sebuah PT, sebab kata dia, adanya Danantara mengelola investasi dengan baik dan jangka panjang.
“Adanya danantara sehingga mampu mengelola investasi secara produktif dan sustainable”, ucap Irawan.
Dalam akhir-akhir ini memang Danantara menjadi obrolan serius oleh segala elemen, khusunya para akademisi, ekonomI, dan para politisi.
Ketua Umum DPP Cendekia Muda Nusantara, Afan Ari Kartika mengatakan bahwa diskusi publik yang dilaksanakan ini ialah untuk menjawab persoalan dan memberikan refrensi baru untuk semua segmen dalam menaggapi kegelisahan publik mengenai kelembagaan Danantara ini.
Dan hasil diskusi ini akan disampaikan kepada pihak Danantara dan Pemerintahan, tutup Afan.
