Pintasan.co, Jakarta – Langkah Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) yang membekukan kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP menuai kritik keras.
Badan Pekerja Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) menyebut keputusan ini serupa dengan pola otoriter era pemerintahan Orde Baru.
“Situasi seperti ini mengingatkan saya pada zaman pemerintahan Soeharto,” kata Rina Mardiana, perwakilan KIKA, dalam diskusi bertajuk “Meneropong Kebebasan Akademik di Era Pemerintahan Baru” yang berlangsung secara daring pada Ahad, 27 Oktober 2024.
Rina menilai pembekuan ini dipicu oleh aksi satire BEM FISIP Unair berupa karangan bunga untuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, tindakan ini mencerminkan hilangnya ruang kebebasan akademik bagi mahasiswa.
Dosen Institut Pertanian Bogor itu juga menyebut pembekuan tersebut sebagai efek domino dari pernyataan Prabowo Subianto yang menyinggung pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama agar tidak mengganggu pemerintah.
“Kalau tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu,” ucap Prabowo dalam acara Rakornas PAN di Jakarta pada Kamis, 9 Mei 2024.
Rina menambahkan, tekanan semacam ini dapat mendorong para pimpinan perguruan tinggi untuk mengikuti arah kebijakan pemerintah tanpa adanya kebebasan intelektual.
“Padahal akademisi punya peran penting dalam menelaah dan mengevaluasi kebijakan pemerintah,” ujarnya.
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ulayyah, membenarkan bahwa organisasinya kini dibekukan akibat insiden karangan bunga tersebut.
“Betul, sejak Jumat, 25 Oktober 2024, (BEM dibekukan),” kata Tufa pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Karangan bunga itu berisi tulisan satire dan foto Presiden Prabowo serta Wakil Presiden Gibran, lengkap dengan sindiran-sindiran yang memancing kontroversi di media sosial.
Tulisan dalam karangan bunga itu berbunyi, “Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.”
Dekan FISIP Unair, Bagong Suyanto, menyatakan akan menggelar pertemuan dengan BEM FISIP Unair pada Senin, 28 Oktober 2024, untuk membahas masalah ini. “Iya, Senin kami bertemu,” ucap Bagong pada Ahad, 27 Oktober 2024.