Pintasan.co, Jakarta – Direktur Gagas Nusantara, Romadhon Jasn, merespons pernyataan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDIP, Mufti Anam, yang menyarankan pembubaran Pertamina jika tidak mampu menghadirkan BBM murah dan berkualitas.

Romadhon menilai kritik tersebut tidak konstruktif, terutama di momen peringatan Hari Ulang Tahun Pertamina ke-67, yang dirayakan pada 10 Desember 2024.

“Pernyataan ini menunjukkan inkonsistensi. Selama dua periode PDIP berada dalam kekuasaan, mereka lebih banyak diam. Kini, ketika berada di luar pemerintahan, kritik terhadap Pertamina terkesan diarahkan untuk menarik perhatian publik. Padahal, Pertamina telah memberikan kontribusi besar bagi kemandirian energi nasional,” ujar Romadhon, Kamis (10/12/2024).

Pertamina di Usia ke-67: Pilar Kemandirian Energi

Pertamina, di usianya yang ke-67 tahun, terus menjadi tulang punggung dalam mendukung kemandirian energi nasional.

Dalam kurun waktu setahun terakhir, Pertamina mencatatkan berbagai pencapaian, termasuk:

  • Program BBM Satu Harga: Distribusi BBM ke lebih dari 1.300 titik di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
  • Peningkatan Produksi Migas: Tahun 2023, produksi migas Pertamina mencapai 970 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).
  • Kontribusi Keuangan Negara: Pertamina menyetor lebih dari Rp280 triliun dalam bentuk pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2023.
  • Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT): Proyek biofuel dan energi panas bumi yang sedang berjalan.

“Di tengah tantangan global seperti fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina tetap menjadi pilar strategis kemandirian bangsa,” tambah Romadhon.

Kritik Tidak Membangun

Romadhon menyayangkan pernyataan Mufti Anam yang meminta pembubaran Pertamina.

Menurutnya, kritik semacam ini tidak memberikan solusi konkret dan justru berpotensi melemahkan semangat perusahaan dalam menjalankan tugas negara.

“Sebagai anggota DPR, seharusnya mereka mendorong dukungan bagi BUMN, bukan melontarkan kritik destruktif. Harga BBM bukan hanya tanggung jawab Pertamina, melainkan juga kebijakan subsidi dan pajak energi yang diatur pemerintah,” tegas Romadhon.

Dukungan Publik Tetap Kuat

Sebuah survei terbaru pada Desember 2024 menunjukkan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia masih mendukung peran Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Baca Juga :  Indonesia Dihebohkan Terkait Korupsi Tata Kelola Minyak, Komisi VI DPR: Panggil Pertamina 12 Maret 2025

Program BBM satu harga, energi baru terbarukan, hingga peningkatan layanan SPBU mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat.

“Masyarakat kita sudah cerdas. Mereka melihat bagaimana Pertamina menjalankan penugasannya dengan baik. Kritik berlebihan hanya akan membuat rakyat semakin skeptis terhadap politisi,” ujar Romadhon.

Imbauan untuk PDIP

Romadhon juga mengingatkan PDIP untuk lebih bijak dalam memberikan kritik, apalagi di saat Pertamina sedang berupaya memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi global.

“Kita paham politik memiliki dinamika, tapi kritik harus didasarkan pada fakta dan solusi. Jangan menjadikan BUMN seperti Pertamina sebagai sasaran pansos (panjat sosial),” kata Romadhon.

Pertamina: Tumbuh Bersama Bangsa

Sebagai perusahaan negara, Pertamina terus berupaya mendukung ketahanan energi dan kemandirian bangsa.

Dengan komitmen untuk mendukung agenda nasional, Pertamina menjalankan program-program strategis, seperti pengembangan bioenergi, peningkatan kapasitas kilang minyak, dan distribusi energi hingga pelosok negeri.

“Di usia ke-67 tahun, Pertamina sudah menunjukkan kontribusi besar. Alih-alih melemahkan, kita seharusnya memberikan dukungan penuh kepada Pertamina agar terus menjadi kebanggaan bangsa,” pungkas Romadhon.

Gagas Nusantara menegaskan bahwa dukungan terhadap Pertamina adalah wujud nyata dari kepedulian terhadap masa depan energi nasional.

Kritik boleh, tapi harus membangun. Saat ini, bangsa membutuhkan kolaborasi, bukan perpecahan.