Pintasan.co, Jakarta – Kabinet yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto menarik perhatian publik, terutama karena keterlibatan organisasi-organisasi kemahasiswaan Islam yang berpengaruh dalam dunia politik Indonesia.
Di antara organisasi yang terlibat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tampak mendominasi, dengan alumni-alumninya memegang sejumlah posisi strategis di pemerintahan.
Sementara itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) juga turut serta, namun pengaruh mereka masih jauh dari seimbang dengan HMI.
HMI, yang telah lama berkiprah di dunia politik dan pemerintahan, kembali memperlihatkan kekuatannya. Organisasi ini telah menghasilkan sejumlah pemimpin nasional selama beberapa dekade, dan kabinet Prabowo hanya mempertegas keberlanjutan tradisi tersebut.
Alumni HMI menempati posisi penting di berbagai kementerian, menunjukkan kekuatan jaringan yang mereka bangun sejak lama.
Jaringan alumni HMI telah menyebar luas ke berbagai sektor, mulai dari pemerintahan hingga ekonomi, dan ini menjadi salah satu pilar keberhasilan mereka dalam mempertahankan pengaruh di panggung politik nasional.
PMII dan IMM, di sisi lain, meskipun memiliki sejarah panjang dalam gerakan mahasiswa dan pengabdian sosial, masih kesulitan menyaingi kehadiran HMI dalam pemerintahan.
Kader-kader PMII, yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), serta IMM, yang terkait erat dengan Muhammadiyah, sebenarnya telah mendapatkan sejumlah posisi di kabinet.
Namun, jumlah mereka tidak sebanding dengan alumni HMI, dan pengaruh mereka belum sebesar yang diharapkan.
Pengamat politik menilai bahwa dominasi HMI tidak hanya didorong oleh jumlah kader yang terlibat, tetapi juga oleh kekuatan jaringan dan kemampuan alumni HMI dalam mengonsolidasikan pengaruh mereka di berbagai sektor.
Kekuatan ini memungkinkan HMI untuk menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan, bahkan pada era politik yang beragam seperti saat ini.
Sejarah panjang keterlibatan HMI dalam politik Indonesia, sejak masa Orde Baru, membuat mereka memiliki basis yang kuat, yang terus diperkuat dengan regenerasi kader-kader baru yang kompeten.
Kader PMII dan IMM
Di sisi lain, PMII dan IMM menghadapi tantangan besar dalam memperluas pengaruh mereka. Meski kader-kader dari kedua organisasi ini memiliki kualitas kepemimpinan yang mumpuni, mereka masih harus berupaya lebih keras untuk membangun jaringan yang lebih solid dan memperkuat posisi mereka dalam kancah politik nasional.
Dengan sejumlah kader PMII dan IMM yang kini berada di kabinet, langkah awal telah diambil, namun perjuangan untuk bisa menyaingi HMI masih panjang.
Di tengah dinamika ini, Presiden Prabowo tetap berusaha merangkul berbagai elemen organisasi kemahasiswaan, termasuk PMII dan IMM.
Upaya untuk memberikan representasi bagi berbagai kelompok dinilai sebagai bagian dari strategi untuk menciptakan keseimbangan politik yang lebih baik di masa depan.
Berikut daftar menteri dan pejabat penting dari alumni ketiga organisasi mahasiswa tersebut dalam kabinet Prabowo:
Alumni HMI:
- Zulfikli Hasan
- Bahlil Lahadalia
- Maman Abdurrahman
- Wihaji
- Dito Ariotejo
- Rajajuli Antoni
- Romo Syafie
- Viva Yoga Mauladi
- Ariza Patria
- Yuliot Tanjung
- Hasan Hasbi
- Mohammad Qodari
- Ace Hasan Syadzili
- Supratman Agtas
- Syaifullah Yusuf
- Rachmat Pambudy
- Airlangga Hartarto
- Yusril Ihza Mahendra
- Yandri Susanto
Alumni PMII:
- Muhaimin Iskandar
- Nasarudin Umar
- Nusron Wahid
- Abdul Kadir Karding
- Arifatul Choiri Fausi
- Juri Ardiantoro
- Aminuddin Ma’ruf
Alumni IMM:
- Abdul Mu’ti
- Rajajuli Antoni
- Dahnil Anwar Simanjuntak
- Fauzan
- Fajar Riza UI Haq
- Dzulfikar Ahmad Tawalla
Dengan situasi politik yang terus berkembang, alumni dari organisasi-organisasi kemahasiswaan ini, terutama PMII dan IMM, masih memiliki kesempatan untuk memperluas pengaruh mereka di kabinet dan sektor-sektor penting lainnya.