Pintasan.co,Ungaran –Drasospolino, Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menilai bahwa keberlangsungan pengelolaan hutan di Indonesia dapat dicapai secara ideal melalui berbagai pendekatan dan beberapa masalah utama.
Dia mengatakan bahwa hutan membantu keberlangsungan hidup masyarakat, itulah sebabnya mereka disebut istimewa.
Drasospolino menulis buku dengan judul “Masyarakat Berdaya dari Hutan Istimewa (Relasi dan Jejaring Aktor dalam Implementasi Kebijakan)”.
Dia mengungkapkan betapa pentingnya pengelolaan hutan berbasis tapak untuk mendorong masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Menurut Drasospolino, pendekatan ini bertujuan untuk membuat masyarakat lokal lebih terlibat dalam pengelolaan hutan sehingga keuntungan ekologi dan ekonomi dapat dianggap lebih adil dan berkelanjutan.
Selain itu, pemetaan aktor, relasi, dan jejaring menjadi sorotan untuk membedah kompleksitas yang ada dalam implementasi kebijakan.
“Pemahaman mendalam tentang peran dan hubungan antara berbagai aktor sangat krusial untuk memastikan kebijakan secara efektif dan koordinatif. Dari relasi, jejaring aktual, dan pola kemimpinan ini terdapat keterkaitan sehingga bisa menjadi prioritas dalam pengelolaan hutan yang lestari,” kata dia ketika ditemui di Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (26/9/2024) lalu.
Ide lainnya dari Drasospolino yaitu meneliti tentang pengelolaan hutan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Yogyakarta.
Dia menyatakan bahwa pengelolaan hutan di wilayah tersebut menunjukkan model kepemimpinan transglobal yang, di bawah kepemimpinan Sultan Yogyakarta, dapat menyelesaikan berbagai masalah dan bekerja sama dengan berbagai pihak.
Contoh ini dievaluasi sebagai implementasi kebijakan yang berhasil dan dapat diterapkan di berbagai wilayah lain.
“Kita lihat seperti apa pola kepemimpinannya, implementasi kebijakannya, komunikasi yang dibangun, jejaring, serta bagaimana manusia yang dipimpin. Saya harap itu bisa ditarik dan diterapkan bagi praktisi dan para perumus kebijakan, mau pun pemimpin,” ujarnya.
Drasospolino menyatakan bahwa buku yang dia tulis memiliki banyak data empiris dan analisis akademik yang mendalam.
Dengan mempertimbangkan hubungan dan jaringan antaraktor, dia berharap dapat memberikan pandangan yang menyeluruh tentang bagaimana menerapkan kebijakan pengelolaan hutan secara efektif.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa buku itu sangat disarankan untuk akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam, khususnya hutan.