Pintasan.co, Makassar – Dalam rangka pertemuan bulanan sekaligus memperkuat kepedulian sosial, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertema pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, bertempat di Aula Bapenda Sulsel, Jalan A.P. Pettarani, Makassar.

Acara ini tidak hanya menjadi ruang silaturahmi antarpengurus dan anggota DWP, tetapi juga wadah edukasi penting untuk menumbuhkan kesadaran akan isu kekerasan yang kian marak dan sering tidak disadari di lingkungan sekitar.

Sosialisasi menghadirkan Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas DP3A Dalduk KB Sulsel, Andi Rahmi Adikarini, yang juga merupakan pengurus DWP Sulsel.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan secara komprehensif mengenai jenis-jenis kekerasan, faktor penyebab, serta strategi pencegahannya.

“Kegiatan ini sangat penting untuk membuka mata kita semua bahwa KDRT maupun kekerasan seksual bisa terjadi tanpa kita sadari. Ini bukan sekadar isu rumah tangga, tetapi persoalan kemanusiaan,” tegas Ketua DWP Sulsel, Melani Simon Jufri, dalam sambutannya.

Ia menekankan pentingnya edukasi ini sebagai bekal bagi anggota DWP maupun masyarakat untuk memahami bahwa kekerasan bukan hanya fisik, tapi juga bisa berupa kekerasan verbal dan psikologis.

“Kami berharap materi yang disampaikan hari ini dapat diteruskan kepada keluarga dan lingkungan sekitar. Sebagai mitra pemerintah, mari kita bergerak bersama dan tak ragu untuk speak up jika melihat atau mengalami kekerasan,” tambahnya.

Andi Rahmi dalam materinya menyampaikan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun adalah tindakan pidana.

Ia menyebutkan bahwa terdapat empat faktor utama yang menjadi pemicu kekerasan, yakni faktor individu, keluarga, kondisi ekonomi, dan lingkungan sosial.

Ia juga menggarisbawahi bahwa korban berhak mendapat perlindungan hukum dan layanan pendampingan.

“Tak peduli seberapa ringan bentuknya, kekerasan tetap kejahatan. UPT PPA Sulsel siap membantu korban, baik secara hukum maupun psikososial,” tegasnya.

Sebagai bagian dari aksi nyata, DWP Sulsel juga menyerahkan bantuan kepada penyintas kekerasan yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga :  Kerap Membuat Gebrakan pada Kebijakannya, Dedi Mulyadi Akui Muncul Secara Spontan

Salah satu penyintas, berinisial A, turut berbagi pengalaman hidupnya dan mengajak perempuan untuk tidak diam.

“Jadilah pendengar yang baik bagi anak-anak. Jika menjadi korban, jangan takut untuk bersuara. Kita berhak dilindungi,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, DWP Sulsel berharap muncul kesadaran kolektif dan aksi nyata dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan, khususnya bagi perempuan dan anak.