Pintasan.co, Lamongan – Banjir Sungai Bengawan Solo mulai surut tetapi para petani di Kecamatan Babat, Lamongan tetap bersedih. Karena akibat banjir melanda sehingga gagal panen, petani menanggung kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Setidaknya ada sekitar 74 hektare lahan pertanian milik petani di Kecamatan Babat yang terkena dampak luapan Bengawan Solo.
Tanaman padi dan jagung milik petani itu baru berusia antara 7 hingga 15 hari ini mati setelah terendam air selama beberapa hari. Hal itu yang menyebabkan gagal panen.
“Ratusan rumah di 4 wilayah, yakni Kelurahan Babat, Kelurahan Banaran, Desa Bedahan, dan Desa Trepan terimbas luapan Bengawan Solo. Sementara untuk lahan pertanian terdampak di Desa Truni, Desa Trepan, dan Desa Bedahan,” kata Camat Babat, Johny Indrianto Firmansyah, Sabtu (24/5/2025.
Johny mengungkapkan kebanyakan lahan pertanian itu adalah tanaman padi dan rata-rata sudah mati karena terendam banjir. Johny memperkirakan, kerugian yang dialami petani akibat banjir ini mencapai ratusan juta rupiah.
“Rata-rata yang terendam banjir adalah lahan yang ada di dekat bantaran sungai,” ujarnya.
Johny mengatakan, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian telah meninjau lokasi terdampak, salah satunya di Desa Trepan. Pemerintah pusat, kata Johny, berjanji akan memberikan bantuan benih padi sebagai pengganti.
“Sudah ada kunjungan dari Kementerian Pertanian RI . Pemerintah akan membantu benih untuk petani yang terdampak,” imbuhnya.
Salah seorang petani warga Kecamatan Babat, Mulyadi mengakui jika tanaman padi dan jagung milik warga setempat banyak yang mati karena terlalu lama terendam banjir.
“Rata-rata memang tanaman padi, tapi ada juga yang jagung. Semuanya ludes terendam banjir akibat luapan Bengawan Solo,” ungkapnya.