Pintasan.co, Bandung – Pemerintah Kota Bandung akhirnya meresmikan penggunaan Gedung Gelanggang Taruna (GT) Karees di Jalan Martanegara pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Bangunan baru ini dipersiapkan sebagai ruang yang dapat menampung kreativitas, pelatihan, hingga praktik keterampilan bagi generasi muda di Kota Bandung.
Peresmian gedung dilakukan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Sigit Iskandar. Sejumlah komunitas pemuda, organisasi kepemudaan, musisi jalanan, pelaku usaha, serta tokoh masyarakat turut hadir dalam momen tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap ruang kreatif baru ini.
Dalam sambutannya, Farhan menegaskan bahwa pembangunan Gedung GT Karees merupakan wujud komitmen Pemkot Bandung untuk menyediakan ruang inklusif yang dapat dimanfaatkan anak-anak muda sebagai tempat berkolaborasi dan berkarya.
“Gedung ini menjadi simbol bahwa Bandung akan terus menyediakan ruang publik untuk berkolaborasi dan berkegiatan. Kota Bandung adalah kota yang hidup dari kolaborasi,” ujar Farhan.
Ia menambahkan, hadirnya berbagai elemen masyarakat mulai dari DPRD, Dispora, HIPMI, Pramuka, FKPPI, PSSI Askot Bandung, komunitas musisi, hingga para jurnalis mencerminkan kuatnya semangat kebersamaan di Kota Bandung. Farhan berharap gedung ini menjadi titik temu bagi ide-ide kreatif dan mampu memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang sudah berkembang pesat di kota ini.
“Mari manfaatkan fasilitas ini secara optimal. Saya berharap tempat ini menjadi wadah lahirnya berbagai inovasi dan karya baru,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Kadispora Kota Bandung, Sigit Iskandar, menjelaskan bahwa GT Karees akan difungsikan sebagai pusat pembinaan pemuda melalui tiga fokus utama: pelatihan, sesi berbagi pengalaman, dan praktik keterampilan secara langsung.
Salah satu program utama yang akan digelar adalah Cempor (Camp Entrepreneur Dispora), sebuah rangkaian pelatihan kewirausahaan yang menyasar pemuda sejak proses pemetaan bakat hingga pendampingan usaha. Program ini menghubungkan peserta dengan HIPMI, HIPWI, dan para pelaku usaha untuk memastikan pembinaan berjalan komprehensif.
“Mulai dari pemetaan bakat, penguatan karakter, pelatihan di kelas, hingga pendampingan modal, semuanya ada. Kami membangun sistem yang terintegrasi dari awal sampai peserta benar-benar siap terjun,” jelas Sigit.
Ia menyoroti bahwa tingkat pengangguran di Bandung masih cukup tinggi, dengan lebih dari 100 ribu orang belum bekerja dan sekitar 60 persennya merupakan pemuda. Kondisi ini menjadi alasan kuat Dispora memperluas pelatihan kewirausahaan. Namun kapasitas anggaran menjadi tantangan; dari 3.780 pendaftar Cempor pada 2025, hanya 250 peserta yang dapat difasilitasi.
“Tahun 2026 nanti kami akan memperluas kolaborasi dengan sektor swasta agar pelatihan bisa menjangkau lebih banyak pemuda,” ujarnya.
Rangkaian peresmian juga disemarakkan dengan pemberian apresiasi kepada musisi jalanan Bandung. Dari 30 kelompok yang terlibat, sepuluh di antaranya terpilih untuk tampil dan akan dikolaborasikan dalam program Dispora pada tahun mendatang. Dispora juga menyiapkan skema rotation performance yang memanfaatkan 30 Youth Space yang tersebar di kota Bandung.
GT Karees tidak hanya disiapkan untuk kegiatan pelatihan formal, tetapi juga akan menjadi ruang bagi berbagai aktivitas komunitas seperti gelaran musik, acara syukuran, hingga kegiatan ekonomi kreatif lainnya. Para peserta pelatihan seperti make-up artist, pelaku kuliner, dan produsen kreatif juga dapat memanfaatkan gedung ini sebagai ruang praktik.
Sejumlah kegiatan uji coba bahkan telah dilaksanakan sebelum peresmian, antara lain bazar barang bekas, penjualan produk UMKM pemuda, hingga praktik pembuatan parfum dari peserta program pelatihan. Hal tersebut menandai bahwa GT Karees sudah mulai menjadi ruang produktif bagi berbagai komunitas muda di Bandung.
