Pintasan.co, Solo – Gedung Induk Siti Walidah merupakan bangunan baru milik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nama gedung ini diambil dari nama Siti Walidah, istri K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah.
Terletak di kawasan Pabelan, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, gedung ini berdiri di atas lahan seluas 1,15 hektar.
Gedung ini dirancang sebagai kantor pusat terpadu yang mencakup berbagai fungsi, seperti kantor rektorat, kantor pusat biro dan unit layanan mahasiswa, kantor urusan internasional, serta kantor admisi yang berperan sebagai pusat penerimaan mahasiswa baru.
Oleh karena itu, gedung ini disebut Gedung Induk, menegaskan statusnya sebagai pusat kegiatan utama, di mana seluruh unit di dalamnya terhubung dalam satu kesatuan yang vital.
Konsep kantor pusat terpadu ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antar lembaga sekaligus menyediakan layanan yang terintegrasi di satu lokasi.
Desain Gedung Induk Siti Walidah UMS memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari gedung kampus lainnya di Solo.
Hingga saat ini, gedung ini menjadi satu-satunya milik universitas di kota tersebut yang berani tampil beda, keluar dari desain konvensional berbentuk kotak seperti kubus atau balok.
Keunikan ini menjadi nilai tambah, baik untuk gedung itu sendiri maupun tim yang merancangnya, karena sesuatu yang khas cenderung menjadi ikon.
Gedung ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol Universitas Muhammadiyah Surakarta, tetapi juga menjadi landmark di kawasan sekitarnya.
Desain Gedung Induk Siti Walidah terinspirasi dari logo Persyarikatan Muhammadiyah yang menggambarkan matahari bersinar.
Matahari, sebagai pusat tata surya dan sumber kehidupan, menjadi simbol utama dalam rancangan gedung ini.
Dua massa bangunan yang terhubung dengan inti di tengahnya merepresentasikan kalimat syahadat dalam logo Muhammadiyah.
Inti bangunan ini melambangkan pusat gerakan Muhammadiyah yang didasari keyakinan terhadap keesaan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya.
Pola landscape gedung mencerminkan pancaran sinar matahari ke segala arah, melambangkan hubungan antar sesama manusia serta tekad dan semangat kerja keras untuk pencerahan dan kesejahteraan.
Bentuk gedung yang semakin besar ke atas mencerminkan simbol pertumbuhan, perkembangan, serta peran dalam menaungi dan mengayomi.
Desain gedung ini menerapkan prinsip-prinsip Islami dan ramah lingkungan (green design).
Upaya penghematan energi diwujudkan dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami, yang merupakan bentuk syukur atas karunia Allah SWT.
Selain itu, sirkulasi udara alami dimanfaatkan untuk ventilasi di beberapa ruangan dalam gedung ini.
Fasilitas yang tersedia di gedung Gedung Induk Siti Walidah
Sebelum melanjutkan pembahasan lebih jauh, mari kita ulas beberapa fasilitas yang tersedia di gedung ini.
Gedung ini juga dilengkapi dengan skygarden dan balkon yang dirancang sebagai ruang untuk menikmati pemandangan sekitar sekaligus mengajak pengunjung mensyukuri anugerah yang ada di sekitarnya.
Selain berfungsi sebagai kantor pusat terpadu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, serta kehadiran balkon dan skygarden, gedung ini juga memiliki sejumlah fasilitas lain.
Beberapa di antaranya adalah area parkir, lobby utama, atrium utama, ruang konferensi, food court, perkantoran, masjid, dan ruang publik yang luas untuk mendukung berbagai aktivitas.
Gedung ini juga dilengkapi dengan teknologi modern, termasuk penggunaan lift hemat energi, lampu LED di seluruh ruangan, serta kaca khusus yang mampu mengurangi panas dan radiasi matahari.
Selain itu, sistem pendingin udara yang digunakan dirancang hemat energi dan dilengkapi dengan manajemen kontrol canggih. Desain eksterior bangunan dan atapnya juga dirancang agar memerlukan perawatan yang minimal.
Gedung ini merupakan hasil karya civitas akademika Universitas Muhammadiyah Surakarta yang didedikasikan untuk kemajuan Muhammadiyah sekaligus berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.