Pintasan.co, Jakarta Keputusan Google untuk mencabut larangan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam bidang persenjataan dan pengawasan memicu kontroversi global.

Langkah ini dinilai sebagai kemunduran besar bagi komitmen perusahaan terhadap etika dan hak asasi manusia.

Menurut laporan DW TV, perubahan kebijakan tersebut dilakukan tanpa pengumuman resmi dan menandai pergeseran besar dalam arah riset AI perusahaan.

Sebelumnya, Google berkomitmen untuk tidak menggunakan AI dalam sistem senjata otonom maupun proyek pengawasan massal.

Media internasional seperti BBC menyoroti kekhawatiran publik atas keputusan ini, menyebutnya sebagai “pukulan bagi hak asasi manusia.”

Banyak pihak menilai langkah Google bertentangan dengan nilai-nilai transparansi dan tanggung jawab sosial yang selama ini dikampanyekan.

Selain Google, raksasa teknologi lain seperti Meta dan OpenAI juga dilaporkan mulai menjajaki keterlibatan dalam proyek-proyek aplikasi militer berbasis AI.

Hal ini menunjukkan adanya tren baru di kalangan perusahaan teknologi besar yang mulai membuka diri terhadap penggunaan AI dalam pertahanan dan keamanan.

Keputusan Google tersebut kini tengah menjadi sorotan internasional dan memunculkan kembali perdebatan tentang batas etis pemanfaatan kecerdasan buatan di bidang militer.

Baca Juga :  SK Pembekuan BEM FISIP Unair Dicabut, Dekanat Tekankan Etika Akademik