Pintasan.co, Jakarta – Kehadiran Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, di lokasi tragedi SMAN 72 Jakarta tak lama setelah insiden terjadi, mendapat sorotan luas dari berbagai kalangan.

Organisasi pemuda menilai langkah tersebut sebagai wujud nyata kepemimpinan sosial yang responsif dan berempati.

Tindakan Dasco yang hadir langsung bersama para korban mencerminkan sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat, peduli terhadap masyarakat, serta tanggap dalam menghadapi situasi darurat.

Di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, Dasco berinteraksi langsung dengan korban, guru, tenaga medis, dan orang tua siswa.

Kehadirannya di tengah situasi krisis memberikan dukungan moral dan rasa aman bagi warga yang terdampak.

Dalam perspektif sosiologi publik, tindakan seperti ini menunjukkan peran seorang pemimpin sebagai stabilizing actor, figur yang mampu menenangkan masyarakat, membangun kepercayaan publik, dan mendorong solidaritas sosial.

Warga pun menilai interaksi tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan bukti nyata perhatian seorang pejabat terhadap rakyatnya.

Selain memberikan dukungan moral, Dasco juga menekankan pentingnya memahami aspek sosial yang melatarbelakangi peristiwa ini, termasuk pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja.

Ia menilai tragedi SMAN 72 bukan hanya persoalan individual, melainkan bagian dari dinamika sosial yang lebih luas, mulai dari perubahan budaya digital hingga pola interaksi generasi muda di dunia maya.

Pandangan tersebut mendorong masyarakat untuk memperkuat literasi digital, pengawasan terhadap anak, serta pendidikan karakter di lingkungan sekolah.

Kehadiran Dasco juga memicu gelombang solidaritas sosial di berbagai kalangan. Masyarakat, orang tua, dan komunitas pendidikan tergerak untuk saling membantu, memperkuat pengawasan sekolah, serta menjaga lingkungan agar tetap aman.

Fenomena ini sejalan dengan konsep collective empathy activation dalam sosiologi, yakni ketika empati seorang tokoh publik mampu menular dan memperkuat kepedulian sosial di tengah masyarakat yang sedang berduka.

Baca Juga :  Peningkatan Kompetensi SDM di Kanwil Kemenkum Sulsel Lewat Sosialisasi Manajemen Risiko SPBE

Ketua Umum Forum Pemuda Pengawal Sosial (FORPASOS), Ilham Setiawan, turut menyampaikan apresiasi terhadap tindakan cepat dan tulus Wakil Ketua DPR tersebut.

“Kecepatan dan ketulusan Pak Dasco dalam hadir langsung di tengah masyarakat, khususnya bagi korban dan keluarga SMAN 72, menunjukkan bahwa pemimpin sejati tidak hanya hadir secara formal, tetapi juga emosional dan sosial. Sikap beliau menjadi teladan bahwa kepemimpinan harus selalu dekat dengan rakyat dan peduli terhadap masyarakatnya,” ujar Ilham.

Dari sisi psikologis, kehadiran Dasco turut membantu pemulihan trauma komunitas sekolah. Guru, siswa, dan orang tua merasa lebih tenang dan bersemangat untuk melanjutkan kegiatan belajar.

Sikap empatik Dasco terlihat dengan kesediaannya mendengarkan langsung laporan di lapangan, menyapa para korban, dan memberikan dukungan moral, berperan penting dalam membangun kembali ikatan sosial yang sempat terguncang (social re-bonding), sehingga proses pemulihan berjalan lebih cepat.

Selain itu, interaksi Dasco dengan para siswa dan guru juga memperlihatkan pendekatan yang humanis. Beberapa siswa menyatakan merasa lebih aman dan yakin bahwa suara mereka didengar.

Para guru pun menilai kehadiran Dasco sebagai contoh nyata kepemimpinan yang berorientasi pada kemanusiaan, bukan sekadar administratif.

Secara keseluruhan, tindakan Sufmi Dasco Ahmad dalam merespons tragedi SMAN 72 Jakarta menunjukkan bahwa kepemimpinan sosial modern membutuhkan kombinasi empati, kecepatan bertindak, keberanian hadir di lapangan, serta kedekatan dengan masyarakat.

Kepeduliannya terhadap korban dan komunitas menjadikannya figur pemimpin rakyat yang sesungguhnya teladan bagi pejabat publik maupun generasi muda dalam menjalankan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.