Pintasan.co, Luwu Timur – Bagi banyak pemuda di Luwu Timur, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sering kali terasa seperti mimpi yang sulit tercapai.

Biaya kuliah yang tinggi menjadi hambatan utama, terutama karena program beasiswa yang ada saat ini hanya memberikan bantuan setelah semester ketiga.

Padahal, beban terbesar orangtua justru terletak pada biaya pendidikan di awal kuliah, ketika mereka harus membayar biaya masuk dan semester pertama.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Luwu Timur mencatat, pada tahun 2023, sekitar 73,12 persen lulusan SMA di daerah ini gagal melanjutkan kuliah.

Mereka terpaksa mencari pekerjaan dengan ijazah SMA demi membantu ekonomi keluarga. Namun, banyak yang akhirnya menganggur karena kesulitan bersaing di dunia kerja, sementara membuka usaha pun terhalang oleh keterbatasan modal.

Kondisi ini mencemaskan para pelajar kelas XII SMA di Luwu Timur, seperti yang dirasakan Ida Bagus Dyana Kusuma Pradana (17), siswa SMAN 10 Luwu Timur.

Iam, sapaan akrabnya, mengaku sudah pasrah jika orangtuanya tidak mampu membiayai kuliahnya.

Dengan gaji orangtua yang bekerja sebagai karyawan di restoran Bali, Iam tahu bahwa biaya kuliah bukanlah sesuatu yang bisa mereka tanggung.

“Gaji bapak yang dikirim setiap bulan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saya, adik, dan nenek di sini,” ungkapnya.

Bahkan, Iam sudah merencanakan untuk ikut orangtuanya bekerja di Bali, berharap bisa diterima sebagai cleaning service.

Seminar “Unboxing PTN Favorit dan Pemburu Beasiswa”

Namun, setelah mengikuti seminar bertajuk “Unboxing PTN Favorit dan Pemburu Beasiswa” yang diselenggarakan oleh Master Education Center di Hotel Sikumbang, Tomoni, pada Sabtu, 9 November 2024, Iam merasakan adanya secercah harapan.

Seminar ini memperkenalkan program beasiswa yang bisa diberikan sejak semester pertama.

“Jika benar ada beasiswa sejak awal kuliah, saya mulai semangat lagi untuk melanjutkan pendidikan,” ujar Iam.

Dalam seminar tersebut, Irwan Bachri Syam (Ibas), calon Bupati Luwu Timur, hadir sebagai narasumber. Ibas memaparkan program beasiswa yang akan diberikan oleh Pemkab Luwu Timur, yakni Rp 6 juta per tahun, yang akan disalurkan sejak semester pertama kuliah.

Baca Juga :  Aksi Merakyat Puspawati Husler: Racik Kapurung di Sela Kampanye Bersama Warga

Program ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang harus berjuang keras untuk membiayai kuliahnya. Dulu, Ibas bahkan harus menjadi sopir angkutan umum untuk mendapatkan uang demi melanjutkan pendidikan.

“Setelah saya tamat STM di Palopo, saya ingin kuliah, namun terbentur masalah biaya. Saya terpaksa bekerja sebagai sopir pete-pete di Luwu Timur untuk mengumpulkan uang. Dari hasil itu, saya bisa melanjutkan kuliah dan meraih cita-cita saya menjadi insinyur,” kenangnya.

Ibas pun berdoa agar suatu hari bisa sukses dan membantu anak-anak Luwu Timur agar mereka tak perlu merasakan kesulitan yang sama.

Sebagai Wakil Bupati Luwu Timur, Ibas menginisiasi program beasiswa untuk mahasiswa Luwu Timur. Program tersebut telah berjalan selama 10 tahun dan kini akan ditingkatkan.

“Ke depan, kita akan meningkatkan nominal beasiswa dari Rp4 juta menjadi Rp6 juta per tahun dan memberikannya sejak semester pertama, bukan lagi setelah semester ketiga,” ujar Ibas.

Program ini bertujuan untuk meringankan beban orangtua dan memberikan peluang lebih besar bagi anak-anak Luwu Timur untuk melanjutkan kuliah tanpa khawatir soal biaya.

Dalam Pilkada 2024, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam – Puspawati Husler (Ibas-Puspa), berkomitmen untuk meneruskan program beasiswa ini dengan peningkatan jumlah dan cakupan bantuan.

“Kami ingin memastikan tidak ada lagi alasan bagi anak-anak Luwu Timur untuk tidak melanjutkan pendidikan. Biaya kuliah, biar pemerintah yang tanggung. Adik-adik fokus saja belajar, karena masa depan cerah menanti.” tambah Ibas.

Dengan adanya perubahan dalam program beasiswa ini, diharapkan dapat mendorong lebih banyak pelajar Luwu Timur untuk mengejar impian mereka tanpa terbentur masalah biaya.