Pintasan.co, Bandung – Akibat perubahan cuaca yang terjadi dalam sebulan terakhir, harga kebutuhan pokok, terutama cabai, mengalami kenaikan di Kota Bandung, Jawa Barat.

Saat ini, harga cabai di pasar-pasar tradisional mencapai Rp60 ribu per kilogram, meningkat dari harga sebelumnya yang Rp50 ribu per kilogram. Kenaikan ini tentu menimbulkan keluhan dari pedagang dan pembeli.

Berdasarkan pantauan di Pasar Sederhana dan Pasar Caringin, Kota Bandung, pada Rabu, 16 Oktober 2024, meskipun harga cabai naik, pasokan tetap lancar sehingga tidak menimbulkan kepanikan di kalangan pedagang maupun pembeli.

Yatmin, 39, seorang pedagang beras di Pasar Sederhana, mengungkapkan bahwa harga cabai mulai meningkat dalam dua minggu terakhir.

Salah satu penyebabnya adalah cuaca yang tidak stabil. Ia juga memperkirakan bahwa harga cabai bisa terus meningkat jika kondisi cuaca tetap tidak menentu.

“Memang sejak harga cabai naik, jumlah pembeli juga berkurang, mungkin memang mereka membatasi pembelian karena harga naik. Namun pasokan tetap lancar, walau harga naik,” jelas Yatmin.

Hal serupa diungkapkan oleh Usep, 47, seorang pedagang di Pasar Caringin. Menurutnya, dampak kenaikan harga cabai adalah penurunan jumlah pembeli. Jika harga terus naik, jumlah pembeli diperkirakan akan semakin berkurang.

Usep juga menambahkan bahwa kenaikan harga cabai biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah cuaca yang mengakibatkan petani cabai di berbagai daerah mengalami gagal panen.

“Kami berharap harga cabai bisa kembali turun dan juga pasokan tetap lancar aman. Karena jika harga naik tetu berpengaruh terhadap pendapatan saya,” ungkap usep.

Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa, memastikan bahwa meskipun harga kebutuhan pokok, termasuk cabai, mengalami kenaikan, situasinya masih tergolong stabil.

“Kendati saat ini harga cabai mengalami kenaikan, namun masih relatif stabil, jadi kenaikan masih dalam batas aman,” ungkap

Baca Juga :  China Tegaskan HMPV Bukan Ancaman Baru