Pintasan.co, Jakarta – Dengan harga emas dunia yang kini menembus level lebih dari 4.000 dollar AS per troy ounce, perhatian global kembali tertuju pada negara-negara pemilik cadangan emas terbesar yang belum dieksplorasi.

Lonjakan harga tersebut membuat aktivitas eksplorasi dan investasi tambang kian strategis, terutama bagi negara yang masih menyimpan cadangan emas dalam jumlah besar.

Menurut data terbaru U.S. Geological Survey (USGS) per Januari 2025, sejumlah negara memiliki cadangan emas yang masih layak ditambang secara ekonomi.

Informasi ini memberikan gambaran mengenai negara-negara yang berpotensi menjadi pemain utama dalam fase produksi emas berikutnya.

Rusia dan Australia Mendominasi Cadangan Global
USGS mencatat Rusia dan Australia berada di posisi teratas sebagai pemilik cadangan emas terbesar yang belum ditambang, masing-masing sekitar 12.000 ton.

Jika mengacu pada harga 4.362 dollar AS per troy ounce, nilai ekonominya mencapai sekitar 1,687 triliun dollar AS per negara.

Di Rusia, cadangan besar terutama berada di Siberia dan kawasan Timur Jauh, seperti Krasnoyarsk, Magadan, Amur, dan Chukotka, wilayah yang sejak lama dikenal sebagai pusat tambang mineral strategis.

Australia mengandalkan wilayah kaya mineral di Australia Barat, terutama Yilgarn Craton, yang menjadi lokasi tambang emas raksasa sekaligus target eksplorasi jangka panjang.

Indonesia Menempati Posisi Keempat Dunia
Indonesia berada di peringkat keempat dengan cadangan emas sekitar 3.800 ton bernilai 505 miliar dollar AS.

Posisi ini menempatkan Indonesia di atas Kanada, China, dan Amerika Serikat, sekaligus menunjukkan besarnya potensi eksplorasi, khususnya di wilayah timur Indonesia.

Cadangan besar tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pemilik sumber daya mineral strategis yang belum dimanfaatkan secara optimal, serta membuka peluang investasi dalam memperkuat rantai pasok global.

Baca Juga :  UMKM Sulsel Tumbuh Signifikan, Pemprov Dorong Kolaborasi dan Digitalisasi

Pasar Berkembang Menjadi Pusat Perhatian Baru
USGS juga menunjukkan bahwa negara berkembang seperti Indonesia, Peru, dan Brasil semakin dilirik sebagai destinasi investasi tambang emas. Ketiganya memiliki cadangan signifikan yang belum tergarap optimal.

Eksplorasi besar juga marak terjadi di Afrika terutama Ghana, Mali, dan Tanzania karena biaya produksi yang lebih rendah dan regulasi yang semakin mendukung investasi.

Sementara itu, negara maju seperti Amerika Serikat dan Tiongkok masih memiliki cadangan besar, namun ekspansi tambang baru cenderung berjalan lebih lambat akibat biaya produksi tinggi dan aturan lingkungan yang ketat.

Daftar 15 Negara dengan Cadangan Emas Belum Ditambang Terbesar versi USGS:

  • Tanzania – 400 ton
  • Rusia – 12.000 ton
  • Australia – 12.000 ton
  • Afrika Selatan – 5.000 ton
  • Indonesia – 3.800 ton
  • Kanada – 3.200 ton
  • China – 3.100 ton
  • Amerika Serikat – 3.000 ton
  • Peru – 2.500 ton
  • Brasil – 2.400 ton
  • Kazakhstan – 2.300 ton
  • Uzbekistan – 1.800 ton
  • Meksiko – 1.400 ton
  • Ghana – 1.000 ton
  • Mali – 800 ton
  • Kolombia – 700 ton