Pintasan.co, Yogyakarta – Masyarakat memanfaatkan naiknya harga emas dengan menjual perhiasan rusak kepada pedagang emas kaki lima di Pasar Beringharjo.

Seli, salah satu pedagang emas di emperan pasar tersebut, mengungkapkan bahwa sejak harga emas mengalami kenaikan, semakin banyak pelanggan yang datang untuk menjual perhiasan mereka, termasuk yang sudah rusak.

“Sejak dua minggu lalu memang banyak pelanggan yang menjual perhiasan, apalagi yang sudah rusak. Misalnya anting tinggal satu, putus, kebanyakan seperti itu (perhiasan rusak),” katanya, Rabu (23/04/2025).

Ia menjelaskan bahwa harga beli emas ditentukan berdasarkan kadar emas.

Sebelum melakukan transaksi, ia akan melakukan pengujian menggunakan batu gosok dan air raksa.

Penggunaan air raksa bertujuan untuk memastikan keaslian serta mengetahui kadar emas dalam perhiasan tersebut.

Untuk emas muda, ia akan membeli dengan harga Rp700 ribu per gram, emas 17 karat Rp1,3 juta, sementara emas 22 karat Rp1,5 juta.

“Malah menjadi kesempatan, emas tidak terpakai, kemudian dijual pas harganya tinggi. Kalau emas tua kan lumayan kelihatan naiknya, sebelumnya yang 17 karat itu Rp1 juta, sekarang sudah naik Rp1,3 juta,” sambungnya.

Pedagang emas kaki lima lainnya, Umi, mengungkapkan bahwa lonjakan harga emas mendorong banyak orang untuk menjual perhiasan mereka.

Menurutnya, tidak semua perhiasan yang dijual dalam kondisi rusak sebagian masih dalam keadaan baik.

“Nggak semua rusak, yang masih bagus juga dijual,” terangnya.

Sebagai pembeli emas, ia juga harus mengikuti perkembangan harga emas terkini.

Pedagang emas kaki lima di Pasar Beringharjo memiliki paguyuban yang memberikan informasi tentang harga emas, terutama ketika harga mengalami penurunan.

“Oleh paguyuban biasanya diinformasikan, khususnya kalau harga turun. Jangan sampai membeli dengan harga kemarin, supaya tidak rugi. Harus tahu harga emas terbaru,” ujarnya.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem Melanda Berbagai Wilayah di Inggris