Pintasan.co, Makassar – Berdasarkan pengamatan Bank Indonesia, beberapa harga komoditas pangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan signifikan.
Salah satunya adalah cabai rawit yang mencapai harga Rp66.830 per kilogram (kg) pada minggu terakhir bulan ini, yang meningkat sebesar 35% dibandingkan dengan harga sebelum Ramadan yang hanya sekitar Rp49.505 per kg.
Sementara itu, harga daging ayam ras juga tercatat naik, meski tidak setinggi cabai rawit, yakni sebesar Rp25.300 per kg, naik 2,09% dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp24.783 per kg.
Kenaikan harga juga terjadi pada beberapa komoditas lain seperti telur ayam ras, cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, hal ini masih sesuai dengan pola musiman, mengingat adanya peningkatan permintaan masyarakat selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas utama yang harganya tetap stabil, seperti beras, daging sapi, dan gula pasir.
Namun, Bank Indonesia tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi, terutama pada komoditas hortikultura dan protein hewani, yang berperan besar dalam pola konsumsi rumah tangga di Sulsel.
Rizki memperkirakan, Sulsel akan mengalami inflasi baik secara bulanan maupun tahunan pada Maret 2025, setelah sebelumnya tercatat deflasi dalam dua bulan terakhir.
Pada Februari 2025, wilayah ini bahkan mengalami deflasi tahunan sebesar 1,09% akibat adanya potongan tarif listrik.
Rizki juga mengingatkan bahwa inflasi di Sulsel kemungkinan akan meningkat menjelang Idulfitri, terutama untuk komoditas pangan seperti beras, cabai, ikan bandeng, serta emas perhiasan.
Untuk menjaga stabilitas harga menjelang hari raya, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Sulsel telah melaksanakan tiga strategi utama.
Pertama, mereka menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dan mengoptimalkan program Mini Distribution Center (MDC) di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK).
Kedua, mengelola ekspektasi masyarakat melalui iklan layanan masyarakat, dan ketiga, memperkuat koordinasi kebijakan melalui pertemuan tingkat tinggi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
GPM dilaksanakan di 78 titik kabupaten/kota sepanjang Maret 2025, dengan dukungan logistik seperti tenda dan perlengkapan acara.
Selain itu, optimalisasi MDC dilakukan empat kali sebulan di dua pasar utama.