Sejarah tak selalu ditulis oleh mereka yang paling lantang bersuara. Ada kalanya, jejak-jejak perubahan justru diukir oleh mereka yang dalam heningnya, menyusun langkah-langkah pasti yang menggerakkan zaman.
R.A. Kartini adalah satu di antaranya. Dalam ruang-ruang sunyi, di balik batasan adat dan dinding kebisuan, kartini menyampaikan gagasan-gagasan besarnya. Kartini tak hanya melawan diskriminasi, tapi juga membuktikan bahwa ketegasan tak harus dibalut suara keras, dan keberanian bisa lahir dari keheningan yang penuh makna.
Di titik inilah, Korps HMI-Wati menemukan cerminan dirinya.
Sebagai perempuan HMI yang berpijak pada nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan, Kohati tidak hadir sekadar untuk meramaikan ruang, tetapi untuk mengisi ruang-ruang itu dengan pemikiran yang jernih, adab yang mulia, serta prinsip yang tak goyah.
Hening suara Kohati bukan berarti diam. Ia adalah simbol ketenangan dalam berpikir, kebijaksanaan dalam memilih jalan, serta ketegasan dalam memegang nilai-nilai kebenaran. Sementara tegaknya langkah Kohati, adalah wujud nyata dari keberanian perempuan-perempuan HMI yang tak hanya ingin dikenang, tetapi ingin berkontribusi dan memimpin perubahan.
Hari ini, kita hidup di era yang berbeda dengan Kartini. Namun, tantangan untuk mempertahankan prinsip, akhlak, dan martabat perempuan tak pernah usang. Dunia modern seringkali menjerumuskan perempuan ke dalam arus popularitas semu, kebebasan tanpa arah, dan identitas yang tergerus.
Maka, perempuan HMI khususnya Kohati harus menjadi Kartini masa kini. Perempuan yang cerdas, berprinsip, mampu berpikir kritis namun tetap santun dalam sikap.
Perempuan yang tak hanya menyuarakan hak, tetapi juga menegakkan kewajiban dan kemuliaan dirinya sebagai bagian dari peradaban.
Kartini dalam jiwa Kohati adalah perempuan yang memilih untuk anggun dalam prinsip, tegas dalam keputusan, dan tenang dalam menghadapi gelombang zaman. Karena sejatinya, suara yang paling kuat adalah suara hati yang jernih, dan langkah yang paling teguh adalah langkah yang lahir dari keimanan dan ilmu.
Selamat Hari Kartini.
Dari hati perempuan HMI, untuk perempuan Indonesia.
Penulis : Sri Meisista (Ketua Umum Kohati PB HMI)