Pintasan.co, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali menekankan pentingnya memperluas hilirisasi sumber daya Indonesia, yang tidak hanya terbatas pada sektor pertambangan.

Selama masa jabatannya, hilirisasi menjadi salah satu pilar utama kebijakan ekonomi Jokowi. Pemerintah saat ini mempertimbangkan larangan ekspor produk mentah dari sektor pertanian, seperti kopi dan kakao, guna meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut.

Melalui strategi ini, Indonesia diharapkan dapat memaksimalkan manfaat dari sumber daya yang dimilikinya.

Contoh kebijakan hilirisasi yang sudah diterapkan adalah larangan ekspor bijih nikel pada Januari 2020, yang bertujuan menarik investasi untuk pembangunan pabrik pengolahan di dalam negeri.

Meskipun kebijakan ini sempat mendapat protes dari Uni Eropa yang membawa masalah ini ke World Trade Organization (WTO), Jokowi tetap mempertahankan keputusan tersebut.

Menurutnya, hilirisasi adalah langkah penting untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Hasilnya sudah terlihat, di mana ekspor produk turunan nikel meningkat signifikan, dari sebelumnya hanya senilai US$2 miliar menjadi US$34,8 miliar.

Dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Jokowi menyatakan bahwa pemerintah berencana menerapkan pendekatan serupa pada sektor lainnya, seperti pertanian, kelautan, dan pangan.

Selain itu, Jokowi menjelaskan rencana pemerintah untuk melarang ekspor komoditas pertanian yang belum diolah, seperti kopi, kakao, lada, dan nilam, dengan tujuan mengembangkan industri hilir dalam negeri yang memiliki nilai tambah tinggi, baik untuk sektor makanan, minuman, maupun kosmetik.

Hilirisasi juga telah diterapkan di sektor kelapa sawit. Pada 2022, ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit mentah (CPKO) turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sementara ekspor produk olahan meningkat signifikan.

Hilirisasi sawit menghasilkan produk bernilai tambah, seperti biofuel, oleochemical, dan biomaterial ramah lingkungan.

Baca Juga :  Jokowi Tanggapi Santai Permintaan Hasto agar KPK Selidiki Keluarganya

Produk-produk turunan ini, termasuk deterjen cair, kosmetik, cat, dan farmasi, memberikan nilai tambah hingga 580%.

Jokowi juga melihat potensi besar dalam rumput laut, yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri, mulai dari pupuk organik hingga bahan bakar penerbangan.

Kebijakan hilirisasi ini disambut baik oleh para investor. Pada semester pertama 2024, Indonesia berhasil menarik investasi sebesar Rp829,9 triliun, dengan 21,9% dari total investasi tersebut diarahkan ke sektor hilir mineral, khususnya pengolahan nikel.

Kinerja Jokowi dalam mendorong hilirisasi telah membuktikan bahwa Indonesia mampu meningkatkan daya saing global sekaligus memperkuat perekonomian domestik.

Dengan kebijakan ini, Jokowi menunjukkan komitmennya untuk memanfaatkan sumber daya alam Indonesia secara optimal, sehingga dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.