Pintasan.co, Semarang – Dalam upaya menangani krisis lingkungan global yang kian mendalam, berbagai suara dari komunitas agama mulai bersatu.
Hal ini terbukti dalam penyelenggaraan International Conference on Religion and Environment (ICRE) 2024 yang berlangsung di Semarang pada Kamis (12/12).
Para pakar agama dari berbagai latar belakang menekankan pentingnya peran spiritualitas dalam menjaga keberlanjutan alam.
Dengan tema “The Sacred Earth: Reconnecting Religion & Spirituality with Nature”, konferensi ini berhasil menghadirkan perspektif yang kaya dan mendalam tentang hubungan manusia dengan alam.
Para pembicara sepakat bahwa agama tidak hanya berfungsi sebagai pedoman spiritual, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendorong tindakan nyata untuk melindungi planet ini.
Salah satu topik yang menarik dibahas adalah konsep Kalpataru dalam agama Buddha, yang dijelaskan oleh Kustiani, PhD dari STAB Syailendra.
Pohon surgawi ini dianggap sebagai simbol upaya manusia dalam merawat alam, terutama melalui penanaman pohon.
Lebih dari sekadar tindakan ekologis, menanam pohon dipandang sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan upaya memperkuat hubungan spiritual dengan alam semesta.
Di sisi lain, Prof. Dr. Abdul Kadir Riyadi dari UIN Sunan Ampel Surabaya memberikan perspektif Islam yang menarik terkait hal ini.
Beliau mengaitkan filosofi cinta Rumi dengan ekologi yang holistik. Ia berpendapat bahwa segala elemen di alam semesta saling terjalin dan saling bergantung satu sama lain.
Konsep “The Holiness of Nature” yang diperkenalkan oleh Karen Armstrong juga menjadi sorotan.
Konsep ini menekankan perlunya melihat alam sebagai sesuatu yang sakral dan pantas untuk dihormati.
Dari sudut pandang Hindu, Dr. Kadek Aria Prima Dewi dari UHN I Gusti Bagus Sugriwa, Denpasar, menjelaskan konsep Tri Hita Karana yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Konsep ini memberikan kerangka yang menyeluruh untuk memahami hubungan antara manusia dan lingkungan.
ICRE 2024 bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga menyerukan tindakan konkret. Para peserta sepakat bahwa nilai-nilai agama harus diterjemahkan dalam bentuk langkah-langkah nyata untuk melindungi lingkungan.
Hubungan nilai agama dan lingkungan
Konferensi ini mengungkapkan bahwa berbagai agama memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan.
Diskusi dalam Sesi Pleno 2 ICRE 2024 menegaskan bahwa nilai-nilai dari berbagai tradisi agama saling mendukung dalam menjaga kelestarian alam.
Para pembicara sepakat bahwa agama memiliki peran penting dalam mendorong manusia untuk hidup selaras dengan alam.
Dengan pendekatan lintas agama, ICRE 2024 membuktikan bahwa kolaborasi antar spiritualitas dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam mengatasi krisis lingkungan global.
“Lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan agama adalah inspirasi yang tidak boleh diabaikan,” ujar salah satu peserta dengan penuh keyakinan.