Pintasan.co, Jakarta – Dalam semangat menjaga stabilitas perekonomian nasional dan memperkuat peran strategis komunitas ekonomi muda, Ikatan Keluarga Alumni Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (IKA ISMEI) terus menjalin sinergi dengan institusi pemerintahan, khususnya di bidang fiskal dan moneter.
Pertemuan antara IKA ISMEI dan Kementerian Keuangan menjadi bukti komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Langsung dari Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, IKA ISMEI dijamu oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono bersama sejumlah pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Jamuan hangat ini memberikan nuansa kekeluargaan antarlembaga, sekaligus memperkuat semangat kolaborasi dalam mengoptimalkan peran strategis APBN sebagai instrumen utama pembangunan menuju Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran.
Dalam pemaparannya, Wamenkeu menyampaikan bahwa kebijakan fiskal dan moneter pemerintah telah diarahkan secara optimal untuk mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami berharap IKA ISMEI, sebagai organisasi yang menaungi para ekonom muda dengan visi besar terhadap masa depan ekonomi Indonesia, dapat terus memberikan kontribusi dan masukan konstruktif terhadap kebijakan ekonomi nasional,” ujar Thomas Djiwandono.
Ketua Umum IKA ISMEI, Bahtiar Sebayang, menyambut baik kesempatan tersebut dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran Kementerian Keuangan atas keterbukaannya dalam berdialog dengan para alumni mahasiswa ekonomi.
“Kami sangat menghargai waktu dan perhatian yang diberikan oleh Kemenkeu. Kami percaya bahwa melalui pengendalian inflasi dan kebijakan fiskal yang responsif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menembus angka 8% dan mempercepat tercapainya visi Indonesia Maju,” ujar Bahtiar.
Dengan terbangunnya hubungan yang sinergis ini, IKA ISMEI optimis pemerintah mampu menjaga momentum perbaikan fiskal dan moneter di tengah tantangan global.
Kolaborasi antara pemangku kepentingan, baik dari kalangan teknokrat, profesional, maupun alumni ekonomi, menjadi kunci dalam menciptakan kebijakan ekonomi yang adaptif, berkelanjutan, dan berpihak pada kemajuan bangsa.