Pintasan.co, Jakarta – Ikatan Keluarga Alumni Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (IKA ISMEI) angkat bicara terkait polemik pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Organisasi ini menyoroti pentingnya pelestarian lingkungan serta perlindungan kawasan yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark tersebut.

Ketua Bidang Energi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IKA ISMEI, Fahmi Ismail, menegaskan bahwa pemerintah harus mengedepankan komitmen menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan ekosistem Raja Ampat.

Menurutnya, aktivitas tambang di kawasan tersebut berpotensi merusak keanekaragaman hayati dan nilai-nilai geologis yang mendasari penetapan Raja Ampat sebagai geopark dunia.

“Raja Ampat bukan hanya aset daerah, tapi juga warisan dunia. Pemerintah harus tegas dalam melindungi kawasan ini dari eksploitasi yang merusak,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/6).

IKA ISMEI juga mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang telah memberhentikan sementara proses pertambangan di kawasan tersebut serta memanggil pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk dimintai keterangan.

Menurut Fahmi, kebijakan tersebut menunjukkan keberpihakan pada kelestarian alam dan tata kelola sumber daya yang bertanggung jawab.

“Kami mendukung langkah cepat Menteri ESDM dan mendorong agar investigasi dilakukan secara menyeluruh dan transparan,” tambahnya.

Lebih lanjut, IKA ISMEI mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan perhatian khusus terhadap dinamika yang terjadi di Raja Ampat.

Organisasi ini menilai bahwa keterlibatan langsung dari kepala negara diperlukan agar kebijakan pembangunan tidak mengorbankan lingkungan hidup dan komitmen internasional Indonesia dalam pelestarian alam.

“Kami berharap Presiden turun tangan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Indonesia perlu menunjukkan kepemimpinan dalam perlindungan geopark dunia,” tutup Fahmi.

Baca Juga :  Hari Ini, Presiden Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana