Pintasan.co, Jakarta – Iran telah meluncurkan serangan rudal balistik yang meningkatkan ketegangan dengan Israel.
Menurut laporan Al Jazeera pada 5 Oktober 2024, situasi ini mendekati potensi perang besar di Timur Tengah dalam beberapa dekade.
Serangan tersebut merupakan respons terhadap pembunuhan Hassan Nasrallah, Sekjen Hizbullah di Beirut, dan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas di Teheran.
Militer Israel melaporkan bahwa dari 180 rudal yang ditembakkan, sebagian besar berhasil dicegat, sehingga tidak ada korban jiwa.
Iran mengklaim telah menyerang tiga pangkalan militer di dekat Tel Aviv. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Iran telah melakukan kesalahan serius dan berjanji untuk membalas.
Sementara itu, Amerika Serikat segera memberikan dukungan penuh kepada Israel, sekutunya di kawasan.
Walaupun Israel mengandalkan sistem pertahanan Iron Dome, serangan rudal balistik yang sering berhasil menembus pertahanan ini, seperti yang dilakukan oleh Hamas dan Hizbullah sebelumnya, menunjukkan adanya kelemahan dalam menghadapi serangan besar.
Banyak negara kini memiliki rudal balistik, yang mendorong kekuatan global, termasuk NATO, untuk memperkuat pertahanan mereka.
NATO menekankan pentingnya perlindungan bagi populasi dan wilayah dari ancaman rudal balistik yang terus meningkat.
Namun, hingga kini, belum ada sistem yang dapat sepenuhnya menghentikan rudal balistik. Jika serangan terus berlanjut, bahkan dengan Iron Dome, Israel bisa mengalami kerugian besar.
Satu-satunya pilihan yang mungkin adalah meluncurkan serangan balasan untuk mempertahankan diri. Marc Owen Jones, analis dari Universitas Northwestern Qatar, menyatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan Iran dirancang untuk mencegah eskalasi besar, tetapi reaksi Israel sulit diprediksi.
Teheran tidak bisa lagi tampak lemah setelah serangan Israel terhadap sekutunya. Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa Amerika sepenuhnya mendukung Israel dalam situasi ini, mengatakan, “AS akan selalu mendukung Israel sepenuhnya,” dari Gedung Putih, saat membahas kemungkinan balasan terhadap Iran.