Pintasan.co, Jakarta – Israel memperluas operasi militernya di Suriah dengan melancarkan serangan udara ke daerah pinggiran Damaskus dan mengeluarkan peringatan keras terhadap pemerintah Suriah.

Serangan yang terjadi pada Kamis (1/5) itu diklaim sebagai respons atas kerusuhan yang melibatkan komunitas Druze awal pekan ini.

Pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan udara tersebut menewaskan sejumlah warga sipil, termasuk anggota komunitas Druze.

Kekerasan di wilayah Ashrafiyat Sahnaya dan Jaramana sebelumnya terjadi pada Selasa dan Rabu, dipicu oleh beredarnya pesan suara yang menghina Nabi Muhammad SAW, yang diduga berasal dari warga Druze. Sedikitnya 16 orang tewas dalam bentrokan tersebut, termasuk aparat keamanan.

Otoritas Israel menyebut serangan itu sebagai langkah pencegahan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut terhadap komunitas Druze di Suriah.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan mengancam akan melakukan tindakan militer yang lebih keras jika kekerasan tidak segera dihentikan.

Sementara itu, Menteri Urusan Luar Negeri, Gideon Saar, menyerukan aksi global untuk melindungi kelompok minoritas dari rezim Suriah dan kelompok bersenjata yang ada di negara tersebut.

Pemerintah Suriah mengecam keras serangan Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan nasional. Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani menegaskan bahwa masalah internal Suriah harus diselesaikan melalui dialog antara komunitas, bukan intervensi asing.

Direktorat Keamanan Umum Suriah menyatakan situasi kini sudah terkendali setelah dilakukan dialog dengan tokoh-tokoh lokal.

Gencatan senjata diumumkan, disertai dengan rencana pelucutan senjata di Jaramana dan Ashrafiyat Sahnaya.

Sementara itu, media Israel mengabarkan bahwa sejumlah tentara Israel dari komunitas Druze meminta pemerintah Israel turun tangan untuk melindungi keluarga mereka di Suriah.

Pemerintah Suriah menuding bahwa kekerasan tersebut dipicu oleh kelompok kriminal yang berusaha memperkeruh situasi sektarian.

Baca Juga :  Gencatan Senjata Israel-Hamas Ada Tiga Tahapan, Apa Saja?

Mereka juga menegaskan bahwa semua warga, termasuk komunitas Druze, diperlakukan setara di bawah hukum.

Serangan udara Israel pada Rabu malam disebutkan menyasar kawasan sekitar Ashrafiyat Sahnaya, dan menyebabkan korban jiwa dari kalangan sipil.

Ini merupakan bagian dari eskalasi militer Israel di Suriah sejak Februari, meski pemerintah Presiden Ahmed al-Sharaa tidak menunjukkan ancaman langsung terhadap Israel.

Setelah kejatuhan pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember lalu, Israel menyatakan bahwa perjanjian pelepasan senjata tahun 1974 tidak lagi berlaku, dan mengklaim zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan yang telah didudukinya sejak 1967.

Tindakan Israel ini memicu keprihatinan global, terlebih di tengah krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di Gaza.