Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melakukan pembicaraan pada Selasa (26/11/2025) untuk membahas berbagai tantangan yang tengah dihadapi kawasan Indo-Pasifik, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Jepang, China, dan AS.

Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Jepang, kedua pemimpin juga menekankan pentingnya memperkuat aliansi bilateral.

Trump menyampaikan perkembangan terbaru hubungan AS-China, termasuk hasil pertemuan puncak kedua negara baru-baru ini. Percakapan telepon ini dilaporkan berlangsung selama 25 menit.

Kementerian Luar Negeri Jepang menambahkan bahwa Takaichi dan Trump sepakat untuk terus berkoordinasi secara erat dalam menghadapi situasi internasional saat ini.

Pembicaraan ini berlangsung sehari setelah Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping, di tengah ketegangan yang meningkat antara Beijing dan Tokyo terkait isu Taiwan.

Sebelumnya, pada Senin (25/11), Trump menilai perbincangannya dengan Xi sebagai “sangat baik” dan menyatakan telah menerima undangan untuk mengunjungi Beijing pada April 2026.

Media pemerintah China melaporkan bahwa Xi menekankan pengembalian Taiwan kepada China sebagai bagian penting dari tatanan internasional pascaperang.

Sementara itu, pada 7 November lalu, Takaichi menyatakan di hadapan parlemen Jepang bahwa serangan China terhadap Taiwan secara hukum bisa dikategorikan sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup,” yang dapat menjadi dasar bagi Jepang untuk menggunakan hak bela diri kolektif.

Pernyataan ini memicu reaksi keras dari Beijing, yang kemudian mengeluarkan imbauan perjalanan ke Jepang, memberlakukan kembali larangan impor produk laut, serta mengambil sejumlah langkah pembatasan lainnya.

Baca Juga :  Harga Beras di DIY Menyesuaikan Dengan HET Terbaru