Pintasan.co, Bantul – Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi mengalami gempa megathrust dengan kekuatan mencapai magnitudo 8,8.
Dampak dari gempa sebesar itu berpeluang besar memicu terjadinya tsunami.
Diperkirakan, gelombang tsunami akan mencapai wilayah daratan dalam waktu antara 38 hingga 42 menit setelah gempa terjadi.
Dengan demikian, warga memiliki rentang waktu tersebut untuk segera melakukan evakuasi dan menjauh dari zona bahaya.
“Kajian yang sudah dilakukan BMKG, bahwa kita punya risiko gempa megathrust di (magnitudo) 8,8. Kemudian di tiga Kabupaten, Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo itu ada potensi terjadi tsunami,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad
Selain itu, hasil kajian dari BMKG juga mengungkapkan bahwa potensi ketinggian tsunami dapat mencapai 18 hingga 22 meter, dengan wilayah paling terdampak berada di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.
Menurut Noviar Rahmad, wilayah Gunungkidul tergolong lebih aman dari ancaman tsunami karena secara geografis dilindungi oleh deretan tebing.
Adapun area yang dianggap sebagai zona aman dari tsunami adalah wilayah yang berjarak minimal empat kilometer dari garis pantai.
“Yang patut diwaspadai sekitar jalur kanan kiri sungai yang menjadi bagian zona merah,” kata dia.
Sebagai informasi, jika nantinya ada peringatan gempa megathrust dan tsunami di Yogyakarta, masyarakat memiliki waktu untuk pergi ke tempat aman sekitar 38-42 menit.
“Yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa ketika ada peringatan, bahwa terjadi Tsunami atau megathrust maka ada waktu untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman, 38-42 menit,” ucap Noviar.
Pihak terkait juga telah melakukan pemetaan dan menetapkan lokasi-lokasi evakuasi.
Lokasi tersebut berada di kalurahan, masjid, serta mushola yang terletak di area aman, yaitu minimal 4 kilometer dari garis pantai.