Pintasan.co, Yogyakarta – Jogja Life Cycle, bekerja sama dengan Forum Bank Sampah Giwang Bersih di Kelurahan Giwangan, Kota Yogyakarta, menghadirkan inovasi menarik dalam pengelolaan sampah.

Lewat kreativitas yang dimiliki, mereka berhasil mengolah limbah plastik menjadi berbagai produk bernilai tinggi, seperti meja, kursi, dan kerajinan unik lainnya yang memiliki nilai jual.

Ilham Zulfa Pradipta, pendiri Jogja Life Cycle, menyampaikan bahwa ia mulai melakukan proses daur ulang plastik sejak tahun 2022 melalui serangkaian riset dan uji coba.

Kemudian pada 2023, ia mulai memproduksi aneka barang dari limbah plastik, seperti papan, tatakan gelas (coaster), medali, plakat, tasbih, gelang, dan berbagai kerajinan lainnya.

“Bahan baku mentahnya itu botol plastik dari 13 bank sampah di Kelurahan Giwangan. Tapi, kadang masih kurang ya, karena kebutuhan bahan baku 35-50 kilogram per hari,” katanya, Selasa (15/7/2025).

Mengingat bank sampah baru bisa memasok sekitar 65 kilogram per bulan, Jogja Life Cycle harus mengambil bahan baku yang sudah dicacah dari luar Kota Yogyakarta.

Selain itu, ia sedang mengupayakan bersama bank sampah Kelurahan Giwangan untuk menggerakkan warga sekitar agar bisa mencacah botol plastik, supaya dampak ekonomi bisa lebih dirasakan.

“Jenis plastik yang kami gunakan saat ini HDPE dan LDPE, seperti tutup botol galon atau minuman. Kemudian, jenis plastik kode nomor 2 dan 4 biasanya botol oli, kosmetik, dan sekarang sedang kami coba plastik PP atau kode nomor 5 seperti gelas plastik,” terangnya.

Ilham mengungkapkan bahwa hingga kini, pemasaran produknya telah menjangkau wilayah Yogyakarta hingga Jabodetabek, dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.

Bahkan, baru-baru ini ia menerima pesanan dari pelanggan di Jakarta yang mencakup 400 buah tatakan gelas (coaster), 250 medali, dan 50 plakat.

“Pesanan naik terus. Harganya bersaing, karena mulai dari bahan baku, perisapan, sampai proses produksi, dilakukan satu per satu dengan sumber daya manusia. Jadi, nilainya tinggi,” tandasnya. 

“Sekarang kisaran harga coaster Rp25 ribu, gelang Rp 30ribu, tasbih Rp35ribu, kursi Rp250 ribu, lalu papan dengan panjang 1 meter dan lebar 40 centimeter dan ketebalan 1 centimeter Rp250 ribu,” urai Ilham.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan inovasi dan langkah nyata daur ulang sampah plastik sejalan dengan isu strategis dalam mengatasi sampah dengan cara produktif.

Baca Juga :  Dana TKD Dipangkas Cukup Besar, Pemprov Jabar Siapkan Penyesuaian

Sehingga, kreativitas-kreativitas yang dilakukan oleh Jogja Life Cycle harus didukung agar ke depannya semakin mudah mendapat bahan baku untuk produksinya.

“Tapi, saya optimis untuk bahan baku, karena Yogyakarta ini sampahnya belum terpilah. Kalau sudah terpilah, nanti bahan bakunya tidak ada masalah. Malah bisa kelabakan, kalau misal sehari nanti saya kirimkan satu truk ke sini,” cetusnya.

Setelah bahan baku tidak menjadi masalah, Hasto pun berpesan supaya pemarasan produk daur ulang limbah plastik tersebut dapat lebih digenjot lagi.

Dengan begitu, karya Jogja Life Cycle semakin dikenal luas, banyak dikonsumsi publik, dan menghasilkan kemanfaatan ekonomi untuk warga masyarakat sekitar.

“Itu papan dari daur ulang plastik, mungkin nanti bisa digunakan jadi salah satu material bedah rumah yang kami lakukan tiap seminggu sekali. Setiap bedah rumah kita beli. Kalau materialnya bikinan warga sendiri kan lebih keren, bedah rumah dengan meterial dari sampah plastik,” pungkasnya.