Pintasan.co, Kalimantan Tengah – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) aktif memberikan pendampingan kepada alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan petani milenial dalam mengimplementasikan sistem pertanian modern di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Menteri Pertanian (Mentan) menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia tengah bertransformasi dari metode pertanian tradisional menuju pertanian modern yang mengandalkan teknologi canggih dan mekanisasi.

“Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto telah mengamanatkan kepada kita untuk membangun sistem pertanian modern. Saat ini, pekerjaan tersebut sudah dimulai di beberapa wilayah, termasuk Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan, yang diharapkan menjadi lumbung pangan nasional,” kata Mentan pada Sabtu, 5 Oktober 2024.

Sebagai bagian dari strategi swasembada pangan, Mentan menargetkan pencetakan 500 ribu hektare sawah baru di Kalimantan Tengah, dengan potensi produksi hingga lima juta ton beras per tahun.

Dalam satu musim panen, setiap hektare lahan diproyeksikan menghasilkan lima ton gabah kering, atau 10 ton per hektare per tahun.

“Jika semua proyek ini berjalan sesuai rencana, Kalteng dapat berperan besar dalam mengatasi defisit beras nasional,” ujar Amran Sulaiman, Mentan.

Mentan menambahkan bahwa dalam tiga tahun ke depan, Indonesia diharapkan tidak hanya mampu mencapai swasembada beras tetapi juga berpotensi melakukan ekspor beras, dengan menghentikan impor secara bertahap.

Untuk mendukung transformasi ini, Kementan melibatkan mahasiswa Polbangtan yang tengah menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta Mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dari Kemendikbud, bersama dengan alumni Polbangtan PEPI.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya peran mahasiswa dan alumni dalam program pertanian modern yang sedang berlangsung di Kapuas.

“Partisipasi mereka memungkinkan penerapan langsung ilmu yang telah dipelajari, sekaligus bertukar pengalaman dengan petani lokal,” ujarnya dalam pertemuan di Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II Palangkaraya.

Idha menjelaskan bahwa dalam konsep pertanian modern, petani milenial diharapkan dapat memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk meningkatkan produktivitas.

“Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam memperluas lahan tanam dan menggunakan teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian, terutama padi,” jelasnya.

Program pendampingan ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan implementasi pertanian modern di wilayah tersebut, dengan memberikan arahan dan motivasi kepada para alumni Polbangtan dan petani milenial.

Baca Juga :  Pj Gubernur Sulsel Tegaskan Distribusi Pupuk Bukan Wewenang Kementan

Selain itu, diskusi mengenai berbagai tantangan dan solusi yang dapat diterapkan di lapangan juga menjadi bagian dari kegiatan ini.