Pintasan.co, Jakarta – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan militer negaranya untuk meningkatkan kemampuan bertempur guna menghadapi situasi perang sesungguhnya.
Arahan ini disampaikan dalam konferensi komandan batalion dan instruktur politik di Pyongyang pada Jumat (15/11).
Dalam pidatonya, Kim menekankan pentingnya memperkuat kekuatan politik dan militer, serta meningkatkan efisiensi pertempuran.
Ia menyebut ancaman dari Amerika Serikat, sekutunya, termasuk Korea Selatan, telah membawa Semenanjung Korea ke situasi yang paling tegang dalam sejarah, menjadikannya “titik panas terbesar di dunia.”
Kantor berita Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa konferensi tersebut bertujuan memperkuat batalion dan menyelesaikan persiapan perang sesuai kebutuhan peperangan modern.
Workshop untuk perwira militer juga digelar untuk meningkatkan kemampuan tempur mereka.
Di tengah laporan ini, kritik internasional terus bermunculan terkait kolaborasi militer antara Korea Utara dan Rusia.
Lebih dari 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan berada di Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina, dengan beberapa telah terlibat pertempuran di dekat perbatasan Ukraina.
Pekan sebelumnya, Kim mengawasi uji coba drone bunuh diri buatan Korea Utara dan memerintahkan produksi massal senjata tersebut, menyoroti persaingan global dalam pengembangan teknologi militer modern.