Pintasan.co, Jakarta – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, meminta militer negaranya untuk meningkatkan kesiapan tempur secara drastis, menurut laporan dari kantor berita resmi KCNA pada Sabtu (17/5).
Dalam inspeksi terhadap latihan tempur udara oleh Skuadron Udara Pengawal Sayap Pertama yang dilakukan Kamis lalu, Kim menekankan pentingnya seluruh unit militer untuk selalu berada dalam kondisi siap tempur dan mendorong “perubahan besar dalam persiapan menghadapi perang.”
Latihan tersebut melibatkan berbagai komponen militer, termasuk unit rudal anti-udara, sistem radar, peperangan elektronik, serta pengujian senjata baru seperti bom luncur presisi jarak jauh dan simulasi serangan terhadap target musuh.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam keras keputusan Amerika Serikat yang kembali mencantumkan Pyongyang sebagai negara yang tidak kooperatif dalam pemberantasan terorisme global.
Melalui pernyataan juru bicara yang dipublikasikan KCNA pada Sabtu, Pyongyang menilai langkah AS yang diumumkan pada Selasa (13/5)—yang juga mencantumkan Kuba, Iran, Suriah, dan Venezuela—sebagai tindakan bermotif politis untuk mendiskreditkan negara-negara berdaulat yang tak sejalan dengan kebijakan Washington.
Korea Utara menyebut pendekatan anti-terorisme yang dipimpin AS hanyalah dalih untuk ikut campur dalam urusan internal negara lain.
Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa AS tidak memiliki mandat internasional untuk memimpin perang global melawan terorisme dan menolak keras segala bentuk intervensi semacam itu.
Pyongyang menyatakan tetap menentang segala bentuk terorisme yang membahayakan perdamaian dan keamanan global.