Pintasan.co, Yogyakarta – Warga Kampung Gondolayu Lor, Kota Yogyakarta, menyelenggarakan kirab budaya saparan dengan menyajikan 1.000 apem dan lemper, Minggu (24/8/2025).
Tradisi tahunan ini digelar sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan anugerah dari Tuhan YME.
Kirab diawali dengan pasukan bregada serta gunungan apem, disusul deretan lemper, lalu iring-iringan warga yang mengenakan beragam kostum sambil membawa gunungan sayur.
Perayaan saparan yang turut menampilkan kesenian dan kreativitas warga setempat itu dibuka langsung oleh Wali Kota Hasto Wardoyo.
“Saya ikut senang. Acara semacam ini menjadi wadah guyub rukun dan gotong royong warga masyarakat yang luar biasa,” ungkap Hasto.
Ia berharap, kirab budaya tersebut bisa dimaknai lebih jauh, mengingat kuliner apem dan lemper mempunyai falsafah mendalam yang dapat diambil nilainya.
Dicontohkan, apem yang beradal dari kata afuum, memiliki arti ampunan, sehingga masyarakat harus bisa saling memaafkan dan mengampuni.
“Ini kreativitas masyarakat yang luar biasa. Khususnya di wilayah Gondolayu Lor, sebagai kampung budaya. Kegiatan ini jadi daya ungkit, sekaligus contoh di Kota Yogya,” ujarnya.
Ketua Panitia, Dwi Nuryanto, menambahkan, apem, lemper dan sayur yang dikirab merupakan sumbangan warga Cokrokusuman sebagai wujud syukur.
Dijelaskan, gunungan apem yang merupakan makanan tradisional bermakna pengampunan, jadi simbol doa keselamatan dan kerukunan antar warga.
Sedangkan gunungan lemper, makanan tradisional berbahan baku beras ketan, jadi simbol hubungan masyarakat yang saling mendukung tanpa memandang suku, ras, dan agama
“Lalu gunungan sayur melambangkan kesuburan, kesejahteraan, dan limpahan rezeki. Sebuah pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan rasa syukur kepada Allah,” urainya.