Pintasan.co, Bandung – Keberadaan kolam retensi di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, ternyata belum cukup untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi, terutama saat hujan.

Hal ini menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Kota Bandung untuk mencari solusi yang efektif dalam menanggulangi genangan air yang masih sering mengganggu aktivitas warga.

“Meski ada kolam retensi di wilayah tersebut, genangan air ketika turun hujan masih cukup banyak, sehingga kami harus kembali memutar otak untuk mencari cara yang lain,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi. Senin, 21 Oktober 2024.

Hingga saat ini, genangan air di Gedebage masih sekitar 24 ribu meter kubik, menunjukkan bahwa masalah ini memerlukan perhatian serius dan segera ditangani oleh Pemkot.

Didi menjelaskan bahwa upaya konservasi dan pembangunan sumur imbuhan diharapkan dapat membantu mengurangi volume genangan air. 

“Untuk mengurangi genangan air tersebut, kami bersama unsur masyarakat di wilayah Bandung Timur, berupaya menggalakan penghijauan yang merupakan upaya konservasi lingkungan untuk menambah resapan. Ini dalam upaya peningkatan kapasitas resapan, jadi kalau banyak pohon, resapannya akan makin besar,” ungkap Didi.

Dengan menanam lebih banyak pohon, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam kapasitas tanah untuk menyerap air hujan, yang pada gilirannya dapat mengurangi genangan.

Selain itu, penghijauan di kawasan tersebut juga memiliki potensi untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di aliran sungai.

Didi menekankan pentingnya pepohonan dalam menahan sedimen yang terbawa ke hilir, yang selama ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya volume genangan. 

Melalui langkah-langkah ini, Pemkot berharap bisa memberikan solusi jangka panjang bagi wilayah Gedebage, yang sering kali terendam banjir saat musim hujan tiba.

Lebih jauh, Didi menjelaskan, “Kami masih menghitung debit air, jika konservasi dengan upaya penghijauan di wilayah Bandung Timur ini dilaksanakan secara masif dan berkelanjutan, Selain sebagai bagian dari penghijauan, penanaman pohon produktif, juga bisa memberikan manfaat ekonomi untuk warga,” terangnya.

Ini menunjukkan bahwa upaya penghijauan tidak hanya berfungsi untuk mitigasi banjir tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi, seperti hasil dari pohon-pohon produktif yang ditanam.

Baca Juga :  13 Kamar Kontrakan di Bandung Ludes Dilalap Api

Penghijauan Bandung Utara

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Bandung, A Koswara, menyoroti pentingnya menjaga kelestarian Kawasan Bandung Utara (KBU) yang sangat vital untuk ekosistem dan keberlanjutan sumber daya alam di Bandung. 

Kawasan ini saat ini menghadapi tekanan akibat pembangunan yang menyebabkan alih fungsi lahan, sehingga mengganggu pasokan air dan meningkatkan risiko terjadinya longsor.

“Kami tahu masalah di KBU ini sudah lama, tetapi banyak yang memilih diam. Lahan kritis di KBU harus segera ditangani. Kawasan yang seharusnya menjadi hutan kini diubah menjadi lahan pertanian, dan hal ini tidak terkendali,” papar Koswara. 

Menurutnya, sangat penting untuk segera mengambil tindakan preventif sebelum masalah lingkungan yang lebih serius muncul.

Koswara juga menekankan pentingnya program penghijauan di KBU, terutama dengan menanam pohon-pohon produktif yang tidak hanya akan membantu melestarikan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. 

“Namun permasalahan di KBU bukan hanya tanggung jawab pemkot, tetapi juga harus melibatkan pemerintah provinsi dan pusat. Aturan yang melindungi KBU harus menjadi prioritas untuk melindungi lingkungan Bandung secara keseluruhan. Selain itu, kami akan terus melibatkan masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian KBU,” jelas Koswara.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kolam retensi dan penghijauan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk mengatasi masalah banjir dan menjaga kelestarian lingkungan di Kota Bandung.