Pintasan.co, Maros Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros melaporkan bahwa tujuh kecamatan di wilayahnya mengalami kekeringan yang serius, mengakibatkan krisis air bersih.

Masyarakat di kecamatan-kecamatan ini hanya bisa mendapatkan air bersih melalui pengiriman dari pemerintah.

Ketujuh kecamatan yang terdampak adalah Tanralili, Simbang, Tompobulu, Bontoa, Lau, Maros Baru, dan Marussu.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Maros, Towadeng, dari tujuh kecamatan tersebut, empat di antaranya mengalami dampak paling parah.

Keempat kecamatan ini, yang terletak di pesisir, menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan air bersih.

“Memang sudah terdampak sampai 7 kecamatan tapi yang ekstrem ada di 4 kecamatan yaitu Bontoa yang terparah, Kecamatan Lau, Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Marussu,” jelas Towadeng kepada wartawan pada Sabtu (05/10).

Sementara itu, kecamatan lain yang juga terkena dampak yaitu Tanralili, Simbang, dan Tompobulu masih memiliki akses yang lebih baik ke sumber air bersih.

Towadeng mencatat bahwa Kecamatan Bontoa merupakan yang paling parah, dengan sekitar 17.500 jiwa terdampak.

Kecamatan Lau dan Maros Baru masing-masing terdampak sekitar 500 dan 4.000 jiwa.

“Jadi ketika kami tidak menyuplai air bersih ke sana, memang akan sangat terasa bagi masyarakat kita yang ada di pesisir,” tambahnya.

Towadeng juga mengungkapkan bahwa hujan yang mulai turun pada bulan Oktober belum cukup membantu mengatasi krisis air bersih, karena intensitasnya masih rendah.

Selain itu, distribusi air bersih terhambat oleh terbatasnya armada, dengan hanya dua unit yang tersedia untuk mengangkut air.

“Anggaran yang kami miliki juga sangat terbatas, yaitu hanya Rp30 juta, sementara cakupan wilayahnya cukup luas,” ungkapnya.

Meski demikian, Towadeng mengapresiasi bantuan dari berbagai instansi dan lembaga, termasuk Bank Indonesia dan Pertamina.

Baca Juga :  Pj Bupati Jeneponto Kunjungi Proyek Irigasi Kelara Karalloe

Ia berharap akan ada lebih banyak dukungan dari pihak lain untuk membantu penyaluran air bersih kepada masyarakat yang terdampak.

“Tidak masalah bagi kami yang penting masyarakat terlayani untuk kebutuhan air bersihnya,” tuturnya.