Pintasan.co, Jakarta – Ketegangan antara India dan Pakistan semakin memanas setelah Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, mengklaim bahwa ia memiliki “laporan intelijen yang dapat dipercaya” yang menunjukkan bahwa India berencana melancarkan aksi militer dalam waktu 24 hingga 36 jam ke depan.

Klaim ini disampaikan melalui media sosial X pada Rabu, 30 April 2025, namun tidak disertai bukti konkret, menurut laporan CNN pada Kamis, 1 Mei 2025.

Pernyataan tersebut muncul hanya seminggu setelah serangan militan di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 turis dan memicu kecaman luas dari India.

India menuduh Pakistan terlibat dalam serangan tersebut, meskipun Islamabad membantahnya dan menawarkan penyelidikan yang adil.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak kedua negara untuk menahan diri dan bekerja sama dalam meredakan ketegangan.

Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan mengejar para pelaku serangan “ke ujung bumi,” yang meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut.

Latar Belakang Ketegangan dan Respon Internasional

Insiden di Pahalgam menjadi pemicu terbaru dalam hubungan yang sudah tegang antara kedua negara bersenjata nuklir ini.

Kashmir, wilayah yang telah menjadi sengketa selama bertahun-tahun, kembali menjadi pusat konflik.

Pada 2019, India melancarkan serangan udara ke Pakistan setelah serangan militan di Kashmir, dan ketegangan serupa kembali muncul setelah serangan pekan lalu.

AS dan Tiongkok juga menyerukan agar kedua negara melakukan de-eskalasi. Rubio, dalam pembicaraan dengan pemimpin kedua negara, menekankan pentingnya melakukan investigasi bersama dan memulihkan saluran komunikasi langsung.

Namun, langkah-langkah seperti pembatalan visa timbal balik dan penangguhan perjanjian pembagian air oleh India menunjukkan bahwa ketegangan semakin mendalam.

Pakistan mengklaim siap menghadapi setiap tindakan militer India dengan “tindakan yang tegas dan pasti.”

Baca Juga :  Mesir Gelar KTT Arab Darurat 27 Februari untuk Bahas Isu Palestina dan Gaza

Klaim ini semakin diperkuat oleh insiden terbaru, termasuk penembakan pesawat drone India yang diduga digunakan untuk spionase di Kashmir.

Sementara itu, India menggelar uji rudal sebagai bentuk demonstrasi kesiapan tempur.

Pertukaran tembakan di sepanjang Garis Kontrol terjadi selama enam malam berturut-turut, memperburuk situasi.

Kejadian ini menunjukkan bahwa ketegangan yang ada berpotensi memicu konflik terbuka, terlebih dengan sejarah rivalitas yang panjang dan kepemilikan senjata nuklir di kedua negara.