Pintasan.co, Solo – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Solo Raya mengadakan aksi protes terhadap rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen di Bundaran Gladag, Kota Solo, pada Sabtu (28/12/2024).
Aksi ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di Solo Raya, yang menyampaikan tujuh tuntutan, di antaranya adalah pembatalan kenaikan PPN 12 persen, pemberian subsidi untuk barang kebutuhan pokok, dan evaluasi terhadap UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Koordinator Pusat BEM Solo Raya, Syaifulloh, menyatakan bahwa kenaikan PPN ini sangat merugikan rakyat kecil, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah.
“Kami menolak kenaikan PPN karena ini adalah bentuk premanisme pemerintah terhadap rakyat kecil yang sudah kesulitan ekonomi,” ujar Syaifulloh usai aksi.
Ia menegaskan bahwa kenaikan PPN sebaiknya diterapkan kepada pengusaha besar, bukan malah membebani masyarakat kecil.
“Pajak itu dinaikkan untuk orang kaya, bukan rakyat kecil. Jangan tambah penderitaan rakyat kecil,” tambahnya.
Para mahasiswa juga menyerukan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan pajak, serta mendesak pemerintah untuk lebih memprioritaskan pemulihan ekonomi rakyat ketimbang memberatkan beban masyarakat kecil.
Aksi ini berlangsung dengan damai, dengan harapan agar masyarakat semakin sadar akan dampak dari kenaikan PPN dan mendorong pemerintah untuk lebih adil dalam kebijakan perpajakan.