Pintasan.co, Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam pidatonya pada Kongres ke-6 PDIP yang digelar di Nusa Dua, Bali, Sabtu (2/8/2025).

Pernyataan Megawati disampaikan sesaat setelah Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang baru saja dibebaskan dari Rumah Tahanan KPK tiba di lokasi kongres.

“Maaf ya, kalau saya melihat kondisi KPK sekarang, saya merasa sangat sedih. Padahal, saya adalah orang yang dulu menggagas pembentukan lembaga itu,” ujar Megawati.

Ia mengaku heran dengan cara kerja KPK saat ini, khususnya dalam hal penanganan kasus yang menurutnya justru membuat Presiden harus turun tangan secara langsung.

“Aneh sekali, masa urusan seperti ini presiden harus ikut campur. Coba pikirkan, ini sangat membingungkan,” tambahnya.

Sebagai mantan Presiden ke-5 RI, Megawati mengaku memahami lika-liku pemerintahan.

Ia mempertanyakan arah dan kredibilitas penegakan hukum oleh KPK dewasa ini.

“Saya pernah menjabat sebagai presiden, jadi saya tahu betul bagaimana sistem berjalan. Tapi sekarang, kok bisa KPK jadi begini, lucu jadinya,” katanya.

Hasto Kristiyanto sendiri sebelumnya dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara dalam perkara suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI.

Putusan tersebut lebih ringan dibanding tuntutan jaksa KPK, yang menuntut tujuh tahun penjara. KPK pun sempat mengajukan banding atas vonis tersebut.

Namun pada Jumat malam (1/8), Hasto resmi dibebaskan setelah menerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra menjelaskan bahwa proses hukum terhadap Hasto otomatis dihentikan karena amnesti tersebut.

“Amnesti dari Presiden membatalkan seluruh proses hukum, sehingga Pak Hasto tidak perlu mengajukan banding terhadap putusan pengadilan,” jelas Yusril dalam pernyataan video yang dibagikan ke media.

Baca Juga :  Prabowo Tegaskan Tidak Suka Jika Ada yang Menjelek-jelekkan Megawati