Pintasan.co, Yogyakarta – Berbagai tradisi menarik dan unik yang dilakukan oleh para santri di pondok pesantren selalu menjadi cerita yang menarik untuk digali.
Salah satunya adalah mayoran, tradisi makan bersama dalam satu wadah besar, yang mengajarkan nilai-nilai kerukunan dan kekeluargaan.
Tradisi mayoran pun diperkenalkan kepada publik melalui acara Festival Kampung Santri 2024 yang berlangsung di Kota Yogyakarta pada Sabtu (28/12/2024) malam.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh santri dan santriwati dari pesantren di Kota Yogyakarta, tetapi juga melibatkan warga setempat dan wisatawan.
Ketua Panitia Festival Kampung Santri 2024, Kafin Maulana Rijal, mengungkapkan bahwa sebanyak 8.000 porsi makanan disediakan secara gratis.
Makanan tersebut meliputi berbagai menu tradisional seperti bakso, sate ayam, aneka jenang, lupis, lempeng juruh, nasi berkat, hingga beberapa jenis makanan kekinian.
“Total 8000 porsi makanan dan minuman. Di sini dimakan bersama-sama, tidak boleh dibawa pulang, sesuai tradisi mayoran ya,” katanya.
Dengan cara ini, masyarakat juga dapat lebih mengenal mayoran, yang memiliki makna untuk mempererat kebersamaan dan saling akrab antar sesama.
Menurutnya, tradisi ini perlu dilestarikan di masyarakat luas, bukan hanya di lingkungan pondok pesantren, agar budaya kebersamaan dan kerukunan tetap terjaga.
“Walaupun memang mayoran asalnya dari kebiasaan santri, yang biasanya setelah kegiatan akan ditutup dengan makan bersama-sama, Nah sebelum makan bersama, agendanya itu ada istighosah, pentas seni budaya islami, tari nusantara, lalu ditutup mayoran,” imbuh Kafin.
Ia menambahkan bahwa Festival Kampung Santri 2024 berlangsung sepanjang hari dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
Kegiatan dimulai dengan sarasehan UMKM Kota Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Lembaga Perekonomian NU pada pagi hari, dilanjutkan dengan kegiatan donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, pasar tiban, serta kajian kitab dan khataman Quran.
“Ini baru pertama di Yogyakarta dan ke depan akan digelar lagi dengan skala yang lebih besar, serta durasi yang lebih lama,” tandasnya.
Seorang pengunjung Festival Kampung Santri 2024, Nurwanto, yang ikut merasakan pengalaman mayoran, mengungkapkan antusiasmenya.
Sebagai warga Wirobrajan, Kota Yogyakarta, ia mengaku tidak pernah menempuh pendidikan di pondok pesantren, sehingga kurang familiar dengan tradisi seperti itu.
“Ya, tradisi mayoran itu aku baru tahu di sini. Seru, makan bareng-bareng, saling bertegur sapa. Apalagi, menunya juga banyak banget, beragam dan enak-enak semua,” pungkasnya.