Pintasan.co, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 yang tidak mencapai angka 5%.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 4,95% pada kuartal tersebut.
Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan kuartal I-2024 yang mencapai 5,11% dan kuartal II-2024 dengan 5,05%.
“Kuartal III dari perekonomian kita growth 4,95%. Kalau kita lihat komposisi pengeluaran dan agregat demand dan dari sisi produksi, konsumsi rumah tangga 4,91%, ini masih comparable dengan situasi Q II-2024,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kita (APBN KiTa) pada Jumat (8/11/2024).
Pernyataan ini menyoroti bahwa meskipun ada perlambatan, konsumsi rumah tangga sebagai pilar utama pertumbuhan masih menunjukkan kekuatan.
Secara rinci, dari beberapa komponen pendorong utama, tercatat bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh sebesar 5,15%, menandakan dorongan signifikan dari sektor investasi.
“Konsumsi rumah tangga PMTB sudah lebih 80% dari GDP. Jadi underlying masih kuat. Konsumsi pemerintah 4,62%, ekspor mengalami pertumbuhan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya 9,09%,” jelas Sri Mulyani, menggaris bawahi bahwa dorongan dari investasi dan konsumsi pemerintah terus menopang perekonomian.
Sebelumnya, BPS mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 mencapai 4,95% secara year-on-year (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 bila dibandingkan triwulan III-2023 atau secara year on year tumbuh 4,95%. Bila dibandingkan dengan triwulan 2 2024 atau secara q to q tumbuh 1,5%” tambah Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pada Selasa (5/11/2024).
Namun, angka ini memang lebih rendah dibandingkan capaian pertumbuhan pada kuartal I dan II 2024 yang masing-masing mencatat pertumbuhan 5,11% dan 5,05% (year on year).