Pintasan.co, Bandung – Teriakan “sampah organik, sampah organik” kerap terdengar di lorong-lorong wilayah Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.

Setiap hari, para petugas terlihat sibuk bolak-balik mengangkut sampah dari rumah-rumah warga. Hamdani Faisal (36) dan Soleh (25) adalah dua petugas yang rutin menjalankan tugas ini.

Tanpa kenal lelah, mereka berkeliling sejak pagi, menyusuri setiap gang untuk mengumpulkan sampah organik.

Dari satu rumah ke rumah lainnya, mereka mengumpulkan sampah organik yang telah dipisahkan oleh warga. Sampah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tong besar yang mereka dorong sepanjang jalan. Proses ini dilakukan berulang kali hingga siang hari.

Hamdani dan Soleh merupakan petugas Sidak Panik yang merupakan layanan jemput sampah di Kelurahan Nyengseret. Mereka berkeliling ke 7 RW dengan jadwal yang telah ditentukan.

“Iya kita bertugas tiap hari menjemput sampah. Dibagi wilayah, Senin, Rabu, Jumat (RW) 1, 2, 3, 4. Kalau Selasa, Kamis, Sabtu RW 4, 5, 6, 7 bergantian, diambil dua hari sekali. Mulai bertugas itu dimulai setengah 8 (pagi) hingga jam 12 (siang), kita keliling terus,” kata Hamdani saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (16/10/2024).

Hamdani dan Soleh adalah anggota tim Gorong-gorong dan Kebersihan (Gober), yang ditugaskan oleh Kelurahan Nyengseret untuk turut serta sebagai petugas Sidak Panik.

Bagi Hamdani, tugas menjemput sampah dari rumah ke rumah merupakan aktivitas yang menyenangkan. Meskipun harus berhadapan dengan bau sampah yang tidak sedap, ia tidak pernah mengeluh. Sebaliknya, Hamdani merasa gembira dengan pekerjaannya.

Selain bisa menjalin interaksi dengan warga, ia memandang pekerjaannya sebagai sarana untuk mendapatkan pahala.

“Kebanyakan sukanya, lebih cepat kenal dengan warga, jadi banyak yang tahu, sebelum kita berteriak juga sudah dipanggil sama warga. Kita juga merasa ini termasuk ladang pahala karena membantu warga,” ujarnya.

Sidak Panik sendiri merupakan akronim dari Simpen Candak Jemput Sampah Organik. Layanan ini dihadirkan untuk mengatasi persoalan sampah organik dengan memberikan layanan penjemputan sampah organik secara langsung ke masyarakat Kelurahan Nyengseret.

“Jadi sidak panik ini inovasi terbaru Kelurahan Nyengseret. Jadi kita memberikan layanan jemput sampah langsung ke masyarakat door to door dan menempatkan ember sidak panik di beberapa titik,” kata Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Nyengseret Fahmi Hafizah.

“Kami memberikan layanan ke masyarakat agar lebih mudah melakukan pemilahan sampah,” sambungnya.

Program Sidak Panik diluncurkan di Kelurahan Nyengseret pada 18 September 2024, setelah menjalani uji coba selama satu tahun. Menurut Hafizah, layanan ini dirancang untuk mengatasi masalah sampah serta membantu warga yang kesulitan mengelola sampah secara mandiri.

“Karena di lingkungan perkotaan ini padatnya pemukiman dan kesibukan masyarakat, mereka tidak bisa mengolah sampah sendiri di rumah, sehingga kami memberikan layanan ini. Jadi masyarakat simpan sampah organik di ember nanti petugas mengambil sampah organik itu,” jelasnya.

Sejak diuji coba sekitar setahun lalu, layanan Sidak Panik mulai memberikan dampak positif. Selama setahun, puluhan ton sampah baik organik maupun anorganik berhasil dikelola mandiri oleh Kelurahan Nyengseret.

“Kita uji coba sejak setahun lalu untuk jemput sampah organik. Sampai sekarang kita sudah mengelola sampah organik lebih dari 30 ton, untuk anorganik sudah 28 ton selama satu tahun,” ucap Hafizah.

Masih kata Hafizah, sampah organik yang dijemput dari rumah warga kemudian dikumpulkan di rumah maggot Kelurahan Nyengseret. Sampah itu kemudian diolah dengan metode maggotisasi. Sementara sampah anorganik, dijual ke bank sampah.

“Kita dikelola di rumah maggot untuk diurai dengan metode maggotisasi, untuk anorganik kita kerjasama dengan bank sampah. Untuk anorganik ada layanan jemput sampah juga, warga tinggal minta jemput karena mereka kumpulkan dulu kalau sudah banyak langsung dijemput,” tuturnya.

Dalam sehari, layanan jemput sampah ini mampu mengangkut kurang lebih 170 kilogram dari seluruh warga di Kelurahan Nyengseret. Bahkan jumlah itu meningkat setelah dilakukan sosialisasi secara intens tentang layanan Sidak Panik tersebut.

“Sebelum ada sidak panik kita hanya bisa mengelola 60-80 kilogram per hari, tapi sekarang ada sidak panik kita bisa mengelola 170 kilogram per hari dan kita sudah lakukan sosialisasi selama dua minggu terakhir, ada peningkatan 80 kilogram per hari,” tandasnya.

Baca Juga :  Pria di Bandung Akhiri Hidup dengan Melompat ke Rel, Tewas Tertabrak Kereta Api