Pintasan.co, JakartaMenteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen, investasi domestik harus dapat tumbuh sebesar 10 persen. 

Menurutnya, investasi menjadi salah satu kunci penting, namun tidak hanya itu, sektor ekspor, khususnya dalam bidang hilirisasi, serta sektor jasa dan pengembangan ekonomi baru juga perlu didorong untuk mencapai target tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (7/11/2024). 

“Apa yang harus kita dorong, yaitu sektornya tetap konsumsi harus kita jaga, investasi harus tumbuh sekitar 10 persen, dan ekspor tumbuh 9 persen, dan sektornya tetap hilirisasi, sektor jasa, pariwisata, konstruksi dan perumahan, ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru yaitu semikonduktor, dan transisi energi.” jelas Airlangga.

Dia menambahkan bahwa sektor energi, khususnya energi hijau, bisa menjadi salah satu pendorong besar bagi perekonomian Indonesia. 

“Indonesia bisa menjadi produsen green energi tertinggi di dunia,” ujar Airlangga. 

Hal ini telah dibuktikan dengan adanya pengembangan pembangkit energi hidro sebesar 10 gigawatt di Kalimantan Utara. 

Selain itu, pengembangan kawasan industri di daerah tersebut juga diproyeksikan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru, terutama untuk industri green hydrogen, ammonia, serta sektor hilirisasi lainnya.

Lebih lanjut, Airlangga menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, mengingat sejarah pertumbuhan ekonomi yang pernah tercapai pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. 

“Pada masa itu, perekonomian Indonesia tumbuh 8,2 persen, didorong oleh sektor manufaktur, industri, tekstil, otomotif, konstruksi, dan investasi yang tumbuh tinggi hingga 14,6 persen,” ujar Airlangga. 

Selain itu, pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga dan ekspor, terutama di sektor Crude Palm Oil (CPO), tekstil, serta minyak dan gas (migas), turut berperan dalam pencapaian tersebut.

Baca Juga :  Impor Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga, Jokowi Soroti Beban Tambahan Distribusi

Dengan strategi yang melibatkan berbagai sektor, Airlangga yakin Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan, yang tidak hanya bergantung pada investasi tetapi juga diversifikasi sektor ekonomi yang berkelanjutan.