Pintasan.co, Jakarta – Untuk mengatasi potensi cuaca ekstrem dan risiko banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mempercepat upaya mitigasi mereka, dengan rencana utama menormalisasi 12 sungai dalam program bertahap yang akan dimulai pada 2026.
“Tahun depan kami akan melanjutkan pekerjaan normalisasi Ciliwung yang belum terselesaikan. Dan sekaligus kami juga akan melakukan normalisasi Kali Krukut karena memang dua sungai inilah yang memberikan kontribusi kemacetan (akibat banjir) yang ada di Jakarta,” ujar Pramono dilansir dari Media Indonesia, Minggu, (23/11/2025).
Gubernur Jakarta tersebut menuturkan bahwa pengerjaan normalisasi yang masih tertunda akan segera dikerjakan kembali, dengan fokus utama pada dua sungai yang telah ditetapkan sebagai prioritas.
Pramono menyatakan bahwa percepatan proyek ini dibutuhkan untuk meningkatkan daya tampung sungai terhadap volume air saat musim hujan, sekaligus mengurangi potensi terjadinya luapan. Selain itu, upaya penataan sungai ini juga berfungsi untuk mendorong kegiatan edukasi mengenai lingkungan.
“Ke depan, kami akan melanjutkan normalisasi 12 sungai lainnya secara bertahap. Kesadaran kolektif masyarakat menjadi fondasi kuat bagi kelestarian kota yang berketahanan,”ucapnya.
Bahkan, kata dia, kondisi sungai menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian ketahanan sebuah kota. Pramono menambahkan bahwa upaya penataan sungai di Jakarta berkontribusi pada peningkatan peringkat Indeks Kota Global (Global City Index) Ibu Kota, dari posisi 74 menjadi 71 pada tahun ini.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan infrastruktur antisipasi musim hujan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memulai proyek pembangunan TOD Dukuh Atas pada Januari 2026. “Awal Januari, kami akan memulai melakukan pembangunan untuk TOD di Dukuh Atas sekaligus Sungai Ciliwung yang di bawahnya akan kami optimalkan,” imbuh Pramono.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bahwa semua upaya normalisasi, penataan kawasan sungai, dan peningkatan infrastruktur dilaksanakan secara terpadu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan kota dalam menghadapi cuaca ekstrem dan menekan resiko bahaya banjir di Jakarta.
