Pintasan.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan masyarakat untuk tidak menilai kinerja guru hanya melalui angka atau capaian administratif.
Pesan tersebut ia sampaikan dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang digelar di Surabaya dan disiarkan secara daring pada Selasa.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pendidikan sejatinya berakar dari keluarga. Karena itu, ia meminta orang tua untuk memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan guru dalam mendidik anak-anak.
“Jangan hanya menilai kinerja dan menghakimi mereka dari angka-angka. Tanggung jawab pendidikan yang pertama dan utama adalah orang tua dan keluarga. Beri kesempatan kepada guru untuk menjalankan tugasnya dengan cara terbaik,” ujarnya.
Menurutnya, guru memiliki peran strategis sebagai agen pembelajaran sekaligus agen peradaban. Mereka memikul tugas profetik untuk mencerdaskan, mengasah nalar kritis, membentuk kejernihan hati, serta menumbuhkan akhlak mulia bagi generasi muda.
Ia menilai peran tersebut semakin krusial di tengah kompleksitas persoalan yang dihadapi murid saat ini, mulai dari tantangan akademik, masalah sosial, degradasi moral, persoalan spiritual, ketergantungan gawai, judi online, hingga tekanan ekonomi dan konflik keluarga.
“Saya mengimbau masyarakat, orang tua, dan semua pihak agar menghargai jerih payah para guru,” tambahnya.
Selain itu, Abdul Mu’ti mengajak para guru untuk selalu memperbaiki niat, menguatkan motivasi, serta meneguhkan jati diri dalam menjalankan profesinya. Ia menekankan bahwa guru idealnya memiliki stamina intelektual, sosial, dan moral yang kuat agar mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan dunia pendidikan.
Dengan pesan tersebut, Mendikdasmen berharap momentum HGN 2025 dapat menjadi pengingat bahwa keberhasilan pendidikan hanya dapat diraih melalui kolaborasi antara guru, keluarga, dan masyarakat secara selaras.
