Pintasan.co, Yogyakarta – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi peluang emas bagi pelaku usaha kuliner di Kota Yogyakarta termasuk para pedagang di Pasar Ngasem, yang dikenal sebagai salah satu pusat makanan tradisional di Kota Pelajar.
Salah satu makanan yang paling diminati wisatawan adalah aneka jenang di warung Yu Jumilah.
Antrean pengunjung pun mengular, menyebabkan kepadatan di pasar tradisional yang terletak di pusat kota tersebut.
Pemilik warung Yu Jumilah, Fajar Suryati, mengungkapkan bahwa mereka harus menambah stok untuk memenuhi lonjakan permintaan.
Dia menyebutkan, selama libur panjang ini, penjualan meningkat hingga lima kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
“Peningkatannya lima kali lipat. Kalau hari biasa kita butuh kelapa muda sekitar 20 liter, tapi sekarang bisa sampai 100 liter,” ungkap Fajar.
Di warung Yu Jumilah, terdapat sembilan jenis jenang yang dijual, di antaranya jenang monte, candil, grendil, lobe-lobe, pati telo, nganggrang, dan sumsum.
Menurut Fajar, jenang sumsum, yang tersedia dalam varian original dan pandan, menjadi pilihan favorit bagi banyak pelanggannya.
“Tapi, di liburan ini, karena kebanyakan yang beli itu wisatawan luar daerah, belum pernah mencoba, jadi pengen ngicipin semua. Makanya, rata-rata minta campur,” ucapnya.
Fajar memastikan bahwa harga yang ditawarkan selama momen Nataru tetap sama seperti hari biasa.
Pembeli dapat memilih porsi besar seharga Rp10 ribu, atau porsi kecil seharga Rp6 ribu yang terbatas pada dua varian jenang.
“Harganya masih sangat terjangkau dan tidak ada perubahan. Kalau ramainya itu sudah kisaran dua minggu terakhir ini ya,” ungkapnya.
Lukman, wisatawan asal Surabaya, mengungkapkan bahwa ia mendapat informasi tentang penjaja jenang yang sudah ada sejak 1970-an dari kerabatnya.
Karena itu, dalam kunjungannya ke Kota Yogyakarta kali ini, ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pasar Ngasem.
“Sengaja mampir ke sini, karena memang suka sama makanan-makanan tradisional seperti ini, enak ya. Apalagi, ada beberapa jenis jenang yang di Surabaya ngga ada,” terangnya.