Pintasan.co, Jakarta – Kehadiran Ridwan Kamil (RK) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 27 November, nyaris luput dari perhatian media.

Ia dikabarkan langsung masuk ke kamar untuk memantau hasil hitung cepat (quick count) yang menunjukkan pasangan RK-Suswono tertinggal dari Pramono Anung-Rano Karno.

Menurut seorang anggota tim pemenangan RIDO, RK terlihat tertekan, terutama karena sebelumnya ia optimistis akan menang dalam satu putaran.

Keyakinan RK, yang disampaikan saat mencoblos di Bandung, sejalan dengan optimisme Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus). Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, NasDem, PKB, PKS, dan didukung Prabowo Subianto serta Joko Widodo.

Namun, hasil hitung cepat memperlihatkan Pramono-Rano unggul tipis dengan sekitar 49-51 persen suara, sedangkan RK-Suswono di angka 39 persen dan pasangan independen Dharma-Kun 10 persen.

Sumber dari KIM Plus menyebut kekalahan ini sudah diprediksi sejak mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dukungannya kepada Pramono-Rano.

Dukungan Anies disebut menggeser sekitar 20 persen suara. Di sisi lain, logistik tim RIDO yang menipis juga dianggap melemahkan mesin partai.

Penyebab kekalahan RK dalam Pilkada 2024

Blunder kampanye RK terkait “ibu tunggal” turut memperburuk citra pasangan ini. Pernyataannya tentang “janda” yang akan “disantuni” oleh kader Gerindra menuai kontroversi, mengingatkan publik pada slip of tongue Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di masa lalu.

Rencana selebrasi kemenangan di Hotel Sultan pun urung digelar. Suasana sepi menyelimuti hotel, dan konferensi pers singkat RK hanya berlangsung 15 menit.

Dalam pernyataannya, RK mengakui kemungkinan kekalahan. “Beginilah demokrasi, siap menang harus siap kalah,” ujarnya lesu.

Meski demikian, juru bicara RK-Suswono, Cheryl Tanzil, menegaskan bahwa pihaknya belum menyerah.

Baca Juga :  Sulitnya Evakuasi 10 Korban Longsor Pacet di Medan Berlumpur

Berdasarkan data internal, selisih suara Pramono-Rano masih memungkinkan untuk diperdebatkan. Sementara itu, dugaan kecurangan di Kepulauan Seribu dilaporkan ke Bawaslu.

Di tengah saling tuding, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai hasil Pilkada DKI Jakarta belum final.

Dengan hasil hitung cepat masih berada di area margin of error, kemungkinan berlangsungnya dua putaran tetap terbuka.

Hingga penghitungan resmi selesai, baik pendukung RK-Suswono maupun kubu Pramono-Rano harus bersiap menghadapi segala kemungkinan.