Pintasan.co, Yogyakarta – Pasar Telo Karangkajen merupakan salah satu kekayaan unik Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Sisingamangaraja, Kelurahan Brontokusuman, Mergangsan.

Berdiri sejak tahun 1857, pasar ini awalnya memiliki 37 lapak dan kini tersisa 15 lapak yang ditempati oleh 7 pedagang.

Keunikan pasar ini terletak pada spesialisasinya yang hanya menjual berbagai jenis ubi (tela), menjadikannya satu-satunya pasar khusus ubi di Yogyakarta dan bahkan di Indonesia.

Pasar ini menawarkan dua jenis utama ubi, yaitu tela pohung (singkong) dan ubi jalar, dengan setiap pedagang menjajakan varian yang berbeda.

Keberagaman ini menjadikan pengalaman berbelanja di pasar ini semakin menarik. Salah satu daya tarik utamanya adalah jenis tela yang populer di kalangan pembeli, seperti tela madu dari ubi jalar dan tela meni dari singkong, yang selalu menjadi incaran karena cita rasanya yang khas.

Meski jumlah pedagangnya tidak banyak, pasar ini tetap ramai dikunjungi oleh pelanggan dari berbagai daerah, mulai dari kabupaten di sekitar Yogyakarta hingga luar provinsi.

Selain untuk konsumsi pribadi, banyak yang membeli ubi di pasar ini untuk dijual kembali, karena harganya yang terjangkau singkong dijual sekitar Rp3.000 per kg, dan ubi jalar seharga Rp5.000 per kg.

Beroperasi dari pukul 06.00 hingga 18.00 WIB, stok ubi berkualitas biasanya sudah habis sebelum pukul 13.00. Setiap harinya, sekitar 8 truk dengan muatan 3 hingga 4 ton ubi memasok kebutuhan pasar ini.

Meskipun masih mempertahankan nuansa tradisional, Pasar Telo Karangkajen memiliki potensi ekonomi yang besar.

Dengan pengembangan yang tepat, pasar ini tidak hanya dapat memberdayakan masyarakat sekitar tetapi juga berkontribusi sebagai daya tarik wisata di wilayah Kemantren Mergangsan.

Baca Juga :  Ratusan Kader PDIP di Kota Yogya Bubuhkan Cap Jempol Darah