Pintasan.co, Jakarta – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan dukungan atas penandatanganan perjanjian damai antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda yang difasilitasi oleh Amerika Serikat pada 27 Juni di Washington, DC.

Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu (28 Juni), menyusul penandatanganan kesepakatan oleh para menteri luar negeri kedua negara.

Guterres menyebut kesepakatan ini sebagai langkah signifikan menuju pengurangan ketegangan, serta mendorong perdamaian dan stabilitas di wilayah timur DRC dan kawasan Great Lakes.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Amerika Serikat atas perannya sebagai fasilitator utama, bersama Qatar dan Presiden Togo Faure Gnassingbe, yang bertindak sebagai mediator Uni Afrika.

Selain itu, ia mengakui kontribusi lima ko-fasilitator dari Komunitas Afrika Timur dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan.

Dalam pernyataannya, Guterres menyerukan kepada kedua pihak untuk mematuhi seluruh komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian damai tersebut, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2773 (2025), termasuk penghentian permusuhan.

Ia menegaskan bahwa PBB, termasuk melalui misi penjaga perdamaian di Kongo (MONUSCO), akan terus berperan aktif dalam mendukung implementasi kesepakatan, bekerja sama dengan Uni Afrika serta mitra regional dan internasional.

Penandatanganan perjanjian damai ini, yang dilakukan dalam sebuah upacara bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, menjadi tonggak penting setelah puluhan tahun konflik berkepanjangan yang telah menyebabkan lebih dari 7,8 juta orang mengungsi, menurut data PBB.

Baca Juga :  Banjir Hebat Landa Desa di Kongo, Puluhan Korban Tewas dan Hilang