Pintasan.co, Jawa Tengah – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memantapkan langkah regenerasi kepemimpinan di tingkat daerah sebagai bagian dari strategi nasional menghadapi Pemilu 2029. Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus, mengingat posisinya sebagai basis kekuatan utama partai yang selama ini dikenal sebagai “kandang banteng”.

Regenerasi tersebut ditandai dengan pelantikan 25 pengurus baru Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Jawa Tengah periode 2025–2030 oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Pelantikan berlangsung dalam Konferensi Daerah (Konferda) PDI Perjuangan Jawa Tengah di Hotel Patra Semarang, Sabtu (27/12/2025).

Dalam struktur baru tersebut, Dolfie Othniel Frederic Palit ditetapkan sebagai Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah. Kepengurusan ini juga diwarnai masuknya kader muda dan perempuan, salah satunya Diah Pikatan Orrisa Haprani yang akrab disapa Pinka. Putri Ketua DPR RI Puan Maharani sekaligus cucu Megawati itu dipercaya menjabat Wakil Ketua Bidang Pemerintahan.

Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira menegaskan bahwa regenerasi kepengurusan di Jawa Tengah merupakan tindak lanjut dari Kongres PDI-P ke-6 dan menjadi bagian dari strategi nasional menghadapi dominasi pemilih muda pada Pemilu 2029.

“Pada Konferensi Daerah Partai di Jawa Tengah 2025, representasi kaum muda dan perempuan menjadi perhatian khusus dalam penyusunan struktur baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” ujar Andreas saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/12/2025).

“Dengan struktur personalia kader-kader muda yang terlatih, PDI Perjuangan siap menghadapi Pemilu 2029,” sambungnya.

Menurut Andreas, pola regenerasi tersebut tidak hanya diterapkan di Jawa Tengah, tetapi juga di berbagai daerah lain.

“Selain Jawa Tengah, juga di tingkat provinsi (DPD) lain, di tingkat kabupaten/kota struktur personalia kepengurusan partai diisi oleh kader muda, dan juga kader-kader perempuan dengan memperhatikan aspek representasi wilayah politik maupun segmen sosial,” katanya.

Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah terpilih, Dolfie Palit, menyatakan bahwa kepengurusan baru akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi pemilu. Target utama mereka adalah mengembalikan Jawa Tengah sebagai “kandang banteng” dan “benteng banteng” pada Pemilu 2029.

“Targetnya semua pemilu menang dan unggul dari posisi tahun 2019. Mengembalikan Jawa Tengah sebagai kandang banteng dan benteng banteng,” ungkap Dolfie di sela Konferda.

Dolfie menilai perubahan situasi politik dan sosial menjadi tantangan yang harus dihadapi secara adaptif.

“Situasi politik berubah, peta politik sosial masyarakat berubah, cara berkomunikasi masyarakat juga berubah. Itu tantangan dari luar. Tantangan internalnya bagaimana kaderisasi bisa berjalan dan menyesuaikan dengan perkembangan di luar,” ujarnya.

Ia juga menepis isu keretakan internal PDI-P Jawa Tengah pasca pelantikan kepengurusan baru.

“Enggak ada. Kita bertekad untuk bersatu padu menghadapi ke depan. Pesan-pesan Ketum pastilah bahwa pertama satu solid, kedua dekat dengan rakyat,” tegas Dolfie.

Isu tersebut mencuat seiring mundurnya FX Hadi Rudyatmo dari jabatan Pelaksana Tugas Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah. Rudy sebelumnya menggantikan Bambang Wuryanto yang dicopot karena tidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai Ketua DPP PDI-P. Menurut Dolfie, penunjukan dirinya sebagai ketua DPD telah melalui mekanisme internal partai.

“Kalau kita membaca SK, penunjukan ini berdasarkan psikotes dan rapat pleno DPP,” katanya.

Dolfie menambahkan bahwa Konferda diawali dengan laporan pertanggungjawaban pengurus lama yang telah diterima sebelum pembentukan kepengurusan baru.

“Laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya sudah disampaikan dan diterima. Selanjutnya dibentuk kepengurusan ke depan, dan saya ditugaskan oleh Ibu Ketua Umum sebagai Ketua DPD Jawa Tengah,” tutur Dolfie.

Sementara itu, Peneliti Senior Bidang Politik BRIN Lili Romli menilai regenerasi kepengurusan PDI-P di Jawa Tengah sebagai langkah yang tepat dan bahkan menjadi sebuah keharusan.

“Saya kira ya, regenerasi kepengurusan di PDI-P tersebut sudah tepat dan bahkan suatu keharusan. Saatnya anak-anak muda yang tampil memimpin partai, bukan lagi generasi tua,” ujar Lili saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/12/2025).

Menurut Lili, dominasi pemilih muda pada Pemilu 2029 menuntut partai politik untuk menyesuaikan diri dengan karakter generasi tersebut.

“Era sekarang adalah eranya anak-anak muda yang harus tampil dan memimpin partai. Ini karena, nanti pada Pemilu 2029, mayoritas pemilih adalah anak-anak muda,” jelasnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa regenerasi harus dibarengi dengan kerja nyata di lapangan.

“Saya kira ya harus langsung terjun melakukan konsolidasi ke akar rumput, jika ingin agar Jateng tetap menjadi kandang Banteng,” pungkas Lili.

Baca Juga :  Relokasi Pedagang di Teras Malioboro 2 Dimulai Januari 2025, Lokasi Baru Mengusung Konsep Gaya Indische-Tionghoa