Pintasan.co, Jakarta – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengambil keputusan untuk menggantikan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Tim Nasional Indonesia pada saat Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 hanya menyisakan empat pertandingan.
Patrick Kluivert, pelatih asal Belanda, ditunjuk untuk melanjutkan sisa empat pertandingan tersebut yang akan berlangsung melawan Australia, Bahrain, China, dan Jepang pada Maret hingga Juni 2025.
Sebagai pelatih baru Tim Nasional Indonesia, Kluivert menetapkan target ambisius bagi masa depan skuad Garuda di bawah kepemimpinannya.
Ia optimis bahwa Tim Nasional Indonesia memiliki peluang besar untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
 Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional dengan memanfaatkan para pemain Indonesia yang berkarier di Eropa.
Pernyataan ini didukung oleh anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, yang menilai kehadiran Kluivert sebagai pelatih akan memperlancar proses naturalisasi pemain.
Patrick Kluivert tampaknya melihat potensi besar dalam Timnas Indonesia untuk mencetak sejarah baru dengan tampil di Piala Dunia 2026.
Ia memiliki ambisi kuat untuk membawa tim Merah-Putih meraih pencapaian yang belum pernah diraih sebelumnya, mengingat terakhir kali Indonesia tampil di ajang Piala Dunia adalah pada 1938 dengan nama Hindia Belanda, jauh sebelum kemerdekaan.
Kluivert juga memberikan apresiasi terhadap kinerja pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong, yang dinilainya telah membawa perkembangan positif bagi Timnas.
Ia percaya bahwa setiap tim selalu memiliki ruang untuk meningkatkan performa, dan itulah yang ingin ia capai bersama Timnas Indonesia, sebagaimana diungkapkannya dalam wawancara di kanal YouTube Najwa Shihab.
Tantangan menjelang Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert menghadapi berbagai tantangan besar menjelang Piala Dunia 2026.
Persaingan dengan tim-tim kuat dari seluruh dunia akan menjadi ujian berat bagi skuad Garuda yang belum memiliki pengalaman luas di ajang internasional sebesar ini.
Selain itu, proses adaptasi pemain terhadap filosofi dan strategi baru yang dibawa Kluivert membutuhkan waktu dan keselarasan, terutama dalam membangun chemistry antara pemain lokal dan pemain naturalisasi.
Tantangan lain adalah mempersiapkan mentalitas dan fisik pemain agar mampu menghadapi tekanan kompetisi tingkat tinggi secara konsisten.
Di sisi lain, ekspektasi besar dari masyarakat Indonesia juga dapat menjadi beban yang harus diatasi dengan pendekatan manajerial yang tepat.
Kendala infrastruktur sepak bola dan pengelolaan kompetisi domestik yang belum sepenuhnya optimal pun turut memengaruhi kesiapan tim.
Namun, dengan strategi yang matang dan dukungan penuh, tantangan-tantangan tersebut dapat menjadi motivasi bagi Timnas Indonesia untuk mencetak sejarah baru di panggung dunia.
Penulis: Umi Hanifah (Content Writer Pintasan.co)