Pintasan.co, Jakarta – Pemerintah Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan pembebasan sandera dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat (17/1) malam waktu setempat.
Dalam pernyataan resminya, Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan bahwa keputusan ini diambil setelah perdebatan panjang di antara 33 anggota kabinet.
Menurut CNN, kesepakatan tersebut membuka jalan bagi pelaksanaan gencatan senjata yang akan dimulai pada Minggu (19/1).
Gencatan senjata ini dirancang dalam tiga tahap. Tahap pertama berlaku selama 43 hari, melibatkan pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk.
Tahap kedua bertujuan mengakhiri konflik secara menyeluruh, termasuk pembebasan sandera pria oleh Hamas yang akan ditukar dengan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Tahap ketiga mencakup pemulangan jenazah sandera serta pelaksanaan rencana rekonstruksi Gaza.
Sebelum keputusan penuh kabinet diumumkan, Dewan Keamanan Israel lebih dulu menyetujui perjanjian ini dalam pertemuan terpisah.
“Setelah menimbang semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan; dan pemahaman bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung tercapainya tujuan perang,” demikian keterangan kabinet keamanan, dikutip dari CNN.
Rapat kabinet dilaksanakan setelah Kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi bahwa tim negosiasi mereka bersama Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Doha, Qatar.
Israel telah melakukan serangan militer terhadap Palestina sejak Oktober 2023.
Dampak dari operasi tersebut menyebabkan lebih dari 46.000 orang tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi.