Pintasan.co, Bantul – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyelenggarakan apel relawan kebencanaan dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 dengan tema ‘Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini’ yang berlangsung di Lapangan Paseban, Bantul, pada Minggu (27/4/2025).

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto menyampaikan bahwa apel ini melibatkan ratusan peserta yang terdiri dari para lurah, anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Tagana, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Satlinmas Rescue Istimewa, serta berbagai elemen relawan lainnya di wilayah Bumi Projotamansari.

“Nantinya, peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat memberikan edukasi, perhatian, dan simulasi kepada anak-anak sejak dini atau anak-anak sekolah dari jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah menengah pertama,” katanya seusai apel relawan kebencanaan untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025.

Menurutnya, penting untuk menanamkan pemahaman tentang potensi dan kesiapsiagaan bencana sejak usia dini.

Dengan begitu, ketika bencana terjadi, anak-anak di Bumi Projotamansari dapat lebih siap menghadapinya dan diharapkan mampu ikut berperan dalam membantu masyarakat di sekitarnya.

Dengan demikian, warga yang terdampak bencana diharapkan bisa segera menerima bantuan, sehingga kemungkinan jumlah masyarakat yang dapat diselamatkan atau tertolong pun menjadi lebih besar.

“Sekarang ini kan Bantul ada beberapa potensi bencana ya. Hasil kajian terakhir, ada risiko kebencanaan ada 11 bencana, ada banjir, longsor, kekeringan, kebakaran, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit, gelombang tinggi, likuifaksi, hingga kegagalan teknologi,” jelasnya. 

Adapun potensi bencana yang paling sering terjadi meliputi banjir, longsor, kekeringan, dan kebakaran. Sementara itu, ancaman paling serius yang dihadapi adalah gempa bumi dan tsunami.

Meski demikian, pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipatif sejak dini, termasuk dalam menghadapi risiko gempa bumi dan tsunami.

“Untuk potensi gempa bumi di daratan, kita kan punya sesar opak. Kemudian potensi megathrust dan tsunami, kita kan ada lempeng induk Australia eurasira itu. Dan antisipasi yang dilakukan sudah banyak, salah satunya dengan membentuk kalurahan siaga tsunami yang sudah diakui oleh UNESCO. Saat ini, kami perkuat dengan membangun kesiapsiagaan sejak dini,” tandas dia.

Baca Juga :  Kasus PMK Mulai Menurun, Pemkab Bantul Akan Membuka Pasar Hewan Imogiri