Pintasan.co, Bantul – Pemerintah Kabupaten Bantul berencana untuk memperpanjang penutupan Pasar Hewan Imogiri karena kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak belum menunjukkan penurunan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa penutupan pasar akan diperpanjang selama dua minggu, yang berakhir pada 12 Februari 2025.
Sebelumnya, Pasar Hewan Imogiri telah ditutup dari 14 hingga 27 Januari 2025.
“Karena jumlah sapi yang terpapar PMK itu masih bertambah dan yang mati juga bertambah, maka kami rencanakan perpanjang penutupan Pasar Hewan Imogiri itu,” kata Joko
Namun, hingga Rabu (22/1/2025) kemarin, kasus PMK di Kabupaten Bantul mencapai 441 sapi yang terinfeksi, 44 sapi yang mati, 3 sapi yang dipotong paksa, dan hanya 13 sapi yang dinyatakan sembuh.
“Upaya perpanjangan penutupan pasar hewan ini, kami harapkan bisa memutus mata rantai penularan PMK. Jadi, diharapan tidak ada lagi ternak sapi yang sakit apalagi mati karena PMK,” urai dia.
Selain itu, Joko mengharapkan agar para peternak terus memperkuat biosekuriti dan menjaga kebersihan kandang ternak dengan melakukan desinfeksi secara berkala.
Selanjutnya, peternak diharapkan memberikan pakan yang memadai dan meningkatkan imunitas ternak.
Selain itu, jika ternak menunjukkan gejala penyakit, peternak disarankan untuk segera menghubungi Puskeswan setempat agar mendapatkan penanganan yang cepat.
“Dan kami juga sudah memeberikan vaksinasi tahap pertama kepada ternak yang sehat. Pada tahap pertama ini sudah ada sekitar 3.250 dosis yang disuntikkan kepada ternak. Jadi capaiannya suah 87 persen dari total vaksin PMK tahap berikutnya yang mencapai 33.080 dosis,” jelasnya.
Meskipun demikian, mereka juga mengimbau agar masyarakat dan peternak berperan aktif dalam melakukan pengobatan dan vaksinasi secara mandiri atau swadaya.
“Kami juga mengajak masyarakat/peternak untuk rangka meningkatkan kepedulian dan kesadaran terhadap ancaman dan potensi bahaya penyakit hewan menular,” tutup dia.